Novel Wanita Terakhir by Nah_Wa
Novel Wanita Terakhir by Nah_Wa – Hubungan Karra dan Damla Adreno tidak seperti cucu dan kakek pada umumnya. Karra sangat membenci sang kakek karena pria tua itu telah merenggut kebebasannya dan menjadikan pernikahan Karra sebagai transaksi untuk membesarkan perusahaan.
Karra ditekan sang kakek untuk menikah dengan Erik Daris Abraham dengan menjadikan ibu Karra sebagai sandera. Untungnya, meski kekuasaan Erik tidak kalah dengan sang kakek, Erik sangat mencintai Karra.
Erik bahkan berjanji untuk membalaskan dendam Karra pada sang kakek jika wanita itu mau menikah dengannya. “Menikahlah denganku, aku akan mengabulkan segala keinginanmu, meski itu adalah hal gila sekalipun.”
Apakah Karra akan menerima uluran tangan Erik yang bersedia membantunya menghancurkan Damla Adreno?
Novel Wanita Terakhir
"Bu."
Wajah yang awalnya menunduk untuk menekuni kegiatannya membaca berkas sedari tadi pun terangkat, menatap seseorang yang memanggilnya.
Sekilas keningnya berkerut samar, namun tangannya tetap terangkat untuk menengadah.
"Apa ini?" tanyanya datar. Tidak ada keramahan di sana, begitu pun ekspresi wajahnya yang tenang dan datar.
"Undangan pernikahan Pak Alkas."
Sejenak tangan yang tadinya terulur itu terhenti beberapa detik, sebelum kembali mendekat untuk menerima kertas beledu yang sekretarisnya sodorkan, yang katanya adalah undangan pernikahan.
"Bu Karra ... akan datang?"
Wanita yang dipanggil Karra pun hanya melirik sekretarisnya sekilas sebelum kembali sibuk membuka undangan di tangannya.
Wajahnya masih tampak tenang, apalagi saat nama seseorang yang ditulis dengan tinta emas dapat dengan jelas dia baca di undangan itu.
"Dimas…."
"Ya, Bu?"
"Tolong kosongkan jadwal saya untuk tanggal ini." Dia kembali menyodorkan undangan di tangannya. "Saya akan datang."
Mendengar perintah atasannya, Dimas mengerjap terkejut. Buru-buru dia menunduk dan pamit pergi, padahal dia yakin atasannya tidak akan melihatnya karena saat ini atasannya itu masih sibuk dengan kegiatannya. Entah mengapa aura wanita itu seakan bisa membuat orang-orang di sekitarnya merasa terintimidasi, meski tanpa bertatapan langsung dengannya.
***
Begitu mendengar suara pintu tertutup, kedua mata Karra terpejam. Pulpen di tangannya jatuh tanpa bisa dicegah, bersamaan dengan itu tangannya terkepal
"Kamu sudah mendapatkan undangan itu?"
Karra hanya bergumam, masih sibuk dengan kegiatannya tanpa mengangkat wajahnya. Karra enggan menanggapi.
"Dia menikah dengan putri Abraham."
Tidak ada tanggapan. Semua itu membuat suasana hening beberapa saat.
"Kamu lihat, kan, bagaimana dia mencampakanmu begitu saja? Kakek tahu dia memang sama seperti laki-laki lain di luar sana."
Karra masih diam, berniat membungkam mulutnya sampai akhir.
"Laki-laki seperti itu yang ingin kamu bawa masuk kekeluargaan kita? Lihat, hanya dengan sedikit gertakan dan ancaman dia sudah berpaling, ck," Kepala sang kakek menggeleng cepat berkali-kali. "Dia itu sama seperti laki-laki miskin di luar sana yang mengincar harta orang kaya. Dia sekarang malah menikah dengan wanita yang lebih kaya lagi."
"Jika Anda sudah selesai dengan semua ocehan Anda, Anda bisa keluar dari ruangan saya!"
Karra bisa mendengar dengusan kesal dari pria tua di depannya. Pria tua yang ada di depannya itu adalah sang kakek, Tuan Damla Adreno, ayah kandung dari almarhum papanya. Pria yang begitu dia benci hingga detik ini.
"Saya yakin Anda sangat sibuk, kan?"
Tak terpengaruh dengan cibiran cucunya, Damla Adreno pun melangkah mendekat.
"Kakek tidak mau tahu, Karra! Kamu harus bisa menikah dengan pria yang bisa memajukan perusahaan kita. Yang bisa membuat perusahaan kita semakin besar dan kuat."
Kedua pasang mata itu saling menatap tajam, berusaha mengintimidasi satu sama lain. Hingga kilatan tajam itu berubah menjadi sinis dan penuh kebencian.
"Jangan harap saya akan mendengar semua kata-kata Anda, Tuan Damla Adreno! Ingat, saya bukan alat yang bisa diperalatan!"
Damla menyeringai. Seringai itu yang selalu Karra benci. Seringai yang selalu bisa membuatnya tak berkutik.
"Cucuku, Karra. Kamu tahu kan, siapa pun tidak akan bisa menolak keinginan kakek. Begitupun kamu."
Cengkeraman pulpen di tangan Karra mengerat, wajahnya mengerut penuh kebencian. Dia benci karena semua kata-kata pria tua itu benar adanya. Dia benci ketika hidupnya harus berada di bawah kendali pria tua itu.
"Kakek dengar Abraham memiliki putra yang baru datang dari luar negeri."
Wajah penuh kebencian Karra berubah menjadi dingin.
Namun, hal itu sama sekali tak memengaruhi Damla. Dengan santai dia malah kembali meneruskan ucapannya, "Kakek ingin kamu mendekatinya. Buat dia tertarik padamu," senyumnya kian lebar. "Buat dia menjadi cucu menantu keluarga Adreno!"
Damla keluar dari ruangan Karra dengan santai. Tak peduli dengan Karra yang kini ingin membunuh pria tua itu saat ini juga.
Darah mengalir membasahi telapak tangan Karra karena genggaman tangannya yang terlalu erat
Daftar Isi Novel Wanita Terakhir
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Baca Juga: Novel Pengantin Pengganti by Nahwa
Lebih suka novel tentang perjodohan atau novel tentang pernikahan? Mending pakai aplikasi Cabaca, aplikasi baca novel online dengan lebih dari 500 judul yang terkurasi dan sudah melalui proses editorial. Di sana ada banyak novel dengan beragam genre. Nikmati program Jam Baca Nasional pukul 21.00 - 22.00 WIB untuk baca judul pilihan setiap hari secara gratis. Eh, tapi program ini cuma ada di aplikasi loh ya, makanya lebih baik install aplikasi Cabaca di Google Play.