Novel The Lost of Kalga by Yusna
Novel The Lost of Kalga by Yusna – “Tidak ada kebaikan dari perang, hanya ada rasa sakit yang tak pernah berakhir.”
Wilayah Kalga yang dulu dipenuhi dengan lembah hijau dan dialiri dengan sungai bermata air jernih kini tinggal kenangan. Pohon-pohon Mextus lambang keabadian dari Kalga yang dulu dibanggakan musnah sudah.
Selama hampir seratus lima puluh tahun setelah kehancuran bumi, masyarakat Kalga hidup dalam ketakutan. Teror virus mematikan menjadi ancaman. Kekejaman Raja Archon semakin brutal.
Ellenora bertekad menjadi mata-mata di wilayah Sagona-musuh terbesarnya. Kematian kedua orang tuanya yang tragis membuatnya berhasrat membalaskan dendam. Bersama Ray dan kelompok Black Treem mereka akan merebut kembali apa yang diambil dari Kalga dan menciptakan dunia baru yang indah.
Novel Lost of Kalga
“Semua sudah hancur, Ray. Kalga kembali gelap.”
Ellen menatap tanah-tanah kering di sekelilingnya, ranting-ranting pohon yang berserakan di mana-mana dan sisa residu dari zat beracun yang beraroma busuk menyengat indra penciumannya.
Air matanya menggenang menyaksikan Kalga yang dulu dipenuhi lembah hijau dan dialiri sungai-sungai yang jernih hanya tinggal kenangan. Pohon-pohon Mextus lambang keabadian yang dulu dibanggakan penduduk Kalga musnah dalam sekejap.
Setelah seratus lima puluh tahun sejak kehancuran bumi. Prof. Harry Skyroman bersama para profesor lainnya menemukan tempat dibangunnya peradaban baru Kalga dan Sagona yang letaknya di luar bumi.
Di dua wilayah itu terdapat batuan tertua yang mengandung endapan fosil mikroorganisme purba berusia lebih dari tiga miliar tahun. Keadaanya mirip dengan bumi. Melalui misi Scientific, ditemukan zat yang mirip pembangun dasar kehidupan biologis.
Sebuah objek yang bergerak dengan stabil, konstan, dan terarah di dalam tata surya mirip batuan raksasa. Jika dilihat dari teleskop luar angkasa bentuknya pipih layaknya batuan pipih raksasa. Inilah yang menjadi wilayah Kalga dan Sagona sekarang.
Di sana memiliki waktu serupa sekitar 24,5 jam. Bahkan lapisan es kutub yang berkontraksi dengan permukaan dibentuk oleh air tersedia. Terdapat danau di bawah lapisan es kutub selatan. Adanya metana di atmosfer menjadikan Kalga dan Sagona sebagai kandidat terbaik untuk kelangsungan kehidupan selanjutnya.
Bertahun-tahun kedua wilayah itu hidup berdampingan. Hingga akhirnya muncul sifat keserakahan dari Raja Archon menjadikan Kalga sebagai daerah kekuasaannya.
Perkembangan Kalga yang begitu pesat, ditambah dengan teknologi canggih dan hasil tambang yang berlimpah. Membuat Raja Archon ingin merampas semuanya dan menguasainya sendiri. Penduduk Kalga hidup dalam ketakutan. Teror virus mematikan menjadi ancaman paling mengerikan.
“Ini belum berakhir. Kita pasti bisa melawan mereka.”
“Dengan cara apa? Bersembunyi selamanya di bunker dan membiarkan Raja bengis itu menindas kita? Itu yang kau mau?”
Raymond tak bisa mengelak perkataan gadis cantik yang sedang dikuasai amarah. Dia sendiri tak tahu dengan cara apa menyerang raja Sagona yang dikenal bengis. Gerakannya lebih cepat dari bayangan. Hanya dengan sekali tarikan napas, lawan berjatuhan menjadi debu. Suaranya menggelegar membuat siapa pun yang mendengarnya memekik ketakutan.
“Ellenora, cepat kembaliii! Banyak mata-mata musuh di sini.” Gadis bersurai coklat gelap dengan mata coklat hazel yang mengenakan pakaian merah terang dan ikat pinggang berwarna senada tak menggubris teriakan pemuda di belakangnya.
“Kau ingin mati?” Sarkas Ray dengan lantang.
“Apa bedanya hidup di tempat ini? Bukannya kita semua sudah lama mati.“
Raymond menarik paksa tangan Ellenora.
“Dasar keras kepala. Lihat itu!”
Ray mengarahkan telunjuknya ke arah pasukan Sagona yang bergerak maju melakukan pengintaian. Mereka mengendus keberadaaan Ellen. Pemuda itu berdebar-debar khawatir persembunyiannya diketahui.
“Tak ada apa-apa di sini!” Teriak salah satu pasukan Sagona yang mengenakan baju besi lengkap dengan penutup kepala.
“Tidak mungkin alat pendeteksi ini bohong. Cepat cari lagi! Tanganku sudah tak sabar ingin membunuh,” geram salah satu pasukan Sagona dengan tangan terkepal dan menghantamkan pedang ke tanah.
Ray buru-buru membawa Ellen bersembunyi di bawah reruntuhan bangunan Farmoug. Sebuah pusat penelitian yang besar dan canggih di masanya dengan luas kompleks bangunan mencapai 16.030 meter persegi. Banyak para ilmuwan yang tergabung di dalamnya.
Mereka terbagi dalam beberapa divisi. Ada yang melakukan riset pengembangan tanaman dan hewan langka. Ada yang fokus pada penelitian CERN (Conseil Européen pour la Recherche Nucléaire) partikel terkecil yang dapat diamati di alam semesta yang punya kekuatan besar.
Tempat di mana ayah Ellenora mengabdikan dirinya sebagai basis pertahanan utama dari Kalga. Mengembangkan teknologi sains dan senjata nuklir paling mutakhir dengan ledakan yang dihasilkan sekitar lima puluh megaton atau setara sepuluh kali lebih kuat daripada semua amunisi yang pernah dipakai pada perang sebelumnya.
“Lepaskan, Ray!” Ellen memberontak dengan kasar berusaha lepas dari cengkraman pemuda bertubuh tegap.
“Aku tak mau kau mati sia-sia,” ancam Raymond.
“Sia-sia katamu?” Ellen menatap Ray dengan sorot kebencian. “Berada di sini bersamamu itu yang sia-sia.”
Ray tak menggubris perkataan sengit Ellen. Dia buru-buru pergi dari tempat ini sebelum pasukan Sagona menangkap mereka.
“Aku tak pernah lupa bagaimana Raja bengis itu menghancurkan Kalga. Jangan pernah hentikan langkahku untuk balas dendam.”
Kilatan cahaya keluar dari mata cantik Ellenora. Gadis itu sangat berambisi untuk segera menaklukkan Sagona. Sudah bertahun-tahun dia menantinya.
“Kita akan sama-sama membalaskan dendam. Tapi bukan sekarang, El. Mereka punya kekuatan dan pasukan besar. Sagona tidak bisa dikalahkan dengan mudah. Mereka dijaga kawanan hewan liar dan buas yang siap menerkam siapapun yang mengusik wilayahnya.”
“Sampai kapan kita terus bersembunyi? Kita harus MELAWAN.”
Ellenora tak bisa menahan amarah untuk menghabisi Raja Archon. Merebut kembali apa yang sudah dirampas dari Kalga adalah impiannya sejak dulu. Sudah waktunya Kalga menyerang bukan bersembunyi di bunker.
“Kita susun kekuatan. Latih kemampuan berperang. Siapkan senjata untuk masuk ke wilayah Sagona.”
Raymond berusaha meyakinkan Ellen. Gadis itu sering kehilangan kendali jika dendam sudah merasuki hatinya.
“Aku bosan dengan kata-katamu. Kau pengecut.” Ellen menatap pemuda itu dengan tatapan meremehkan.
“Aku bukan pengecut lebih tepatnya berhati-hati,” sergah Ray membela diri.
“Berhati-hatilah terus hingga tubuhmu membusuk di bunker dan menjadi sampah. Camkan kata-kataku!” Ellen mengarahkan telunjuknya tepat di dada Ray. Pemuda itu tak membalas semua perlakuan buruknya. Dia hanya diam dan melanjutkan perjalanan.
“Mulai sekarang jangan pernah larang aku.”
“Kau jangan konyol. Perang tanpa persiapan itu bunuh diri,” cetus Ray berusaha mengingatkan bahaya penyerangan tanpa persiapan.
“Kau yang konyol. Bermain aman dan hanya puas bersembunyi di bunker terkutuk. Mau sampai kapan kau bersembunyi seperti tikus tak punya nyali?”
Ellen terus mencecar Ray dengan kalimat-kalimat sarkas. Gadis itu sudah jengah mengikuti kemauan Ray yang dinilainya terlalu banyak pertimbangan.
Kondisi Kalga semakin memburuk. Untuk bisa bertahan hidup semakin susah. Jika harus menunggu untuk mempersiapkan penyerangan, satu per satu dari mereka yang masih hidup akan mati perlahan karena kehabisan bahan makanan dan dibunuhi tentara Sagona.
“Aku punya petunjuk rahasia yang membawa kita menuju Sagona,” bisik Ray.
“Petunjuk? Kau jangan mengakaliku.” Tawa membahana terdengar dari mulut Ellen. Dia merasa puas merendahkan Ray.
“Kali ini aku tidak main-main. Buku ini adalah satu-satunya petunjuk yang akan membawa kita ke Sagona.”
“Buku?”
Mata gadis itu membulat. Dia tak percaya Ray menyimpan informasi yang penting. Setelah Farmoug dihancur leburkan, tak ada tempat aman untuk menyimpan rahasia.
Ellen heran bagaimana Ray bisa menyembunyikan itu darinya. Hingga saat ini, tak ada yang tahu di mana keberadaan Sagona. Wilayah itu tiba-tiba lenyap begitu saja. Seperti sengaja disembunyikan Raja Archon agar tidak ada penduduk Kalga yang datang mencarinya.
Ellenora hanya mendengar selentingan cerita dari para penduduk yang dulu pernah datang ke sana. Jika Wilayah kekuasaan Raja Archon tersembunyi di balik kabut dan dua pegunungan Hytrix. Dijaga kawanan hewan buas yang siap menerkam siapa saja orang asing yang masuk ke Sagona.
“Kau tak percaya? Di dalam buku ini berisi peta dan gambaran masyarakat Sagona. Jika mau masuk ke wilayah itu, kita harus belajar bahasa mereka dan kehidupan sehari-harinya.”
Ray menjelaskan buku temuannya yang sudah lama disimpannya sebagai bukti kepada Ellen bahwa dia tidak berbohong.
“Bagaimana kau temukan buku ini” Gadis itu mengendus ada sesuatu yang tidak beres dengan Ray.
“Aku bertemu dengan seseorang di lembah hitam saat berkeliling memantau keamanan bunker Kalga. Dia memberiku buku ini.”
“Siapa dia? Orang dari Sagona?”
“Aku tak tahu. Jika dilihat dari ciri fisiknya, dia bukan berasal dari Sagona. Kulitnya kemerahan dengan mata hazel, memakai jubah hitam. Tingginya seratus delapan puluh senti. Dia hanya membisikkan kepadaku untuk membalaskan dendam. Lalu kakek tua berjanggut putih itu melesat pergi dan menghilang dari pandangan.”
Ellen semakin curiga kepada Ray dan mulai berprasangka buruk, jika pemuda itu adalah mata-mata Sagona.
“Bagaimana jika buku ini adalah jebakan. Kau tahu bukan tak ada wilayah selain Kalga dan Sagona. Jika dia bukan berasal dari keduanya. Lalu dia datang dari mana? Apakah ada kehidupan lainnya selain di sini?”
Ray tercekat dengan penjelasan Ellenora. Gadis itu selalu jeli dalam menangkap sesuatu meski sering bertindak gegabah. Dulu sewaktu masih sekolah, Ellen jawara mendapatkan nilai tertinggi. Kemampuannya di atas rata-rata. Sementara Ray lebih populer dalam permainan bola dan bela diri.
“Serahkan buku itu padaku!”
Tanpa menunggu persetujuan dari Ray, Ellen merampas buku itu. Lalu membolak-balik halaman demi halaman. Semua petunjuk yang tertulis di dalamnya menggunakan gambar dan sandi. Mirip dengan piktogram yang berisi simbol. Sedangkan untuk aksaranya seperti aksara Fenisia. Setiap tanda melambangkan satu konsonan diikuti oleh vokal.
“Aku tahu kepada siapa kita harus bertanya tentang sandi ini. Secepatnya kita susun pergerakan baru. Membentuk kelompok rahasia untuk misi penyerangan sesuai dengan rencanamu.”
Daftar Isi Novel Lost of Kalga
Bab 1
Bab 2
Bab 4
Baca Juga: Novel Husband from the Future by Andini Yudita Sari
Pernah membayangkan bagaimana akhir dunia? Kalau iya, mungkin kamu akan suka baca novel fantasi atau novel petualangan yang ada di Cabaca. Berbeda dari aplikasi serupa, Cabaca hanya menawarkan novel berkualitas yang sudah diseleksi. Ada beragam genre yang tersedia, misalnya novel action, komedi, horor, hingga crime. Yuk, cobain dulu top up Kerang mulai Rp5 ribu aja buat baca novel yang kamu suka. Lihat promo lainnya dengan install aplikasi Cabaca di smartphone kamu.
Suka genre yang lain? Cek di sini:
- Novel Romance
- Novel Dewasa
- Novel Komedi
- Novel Horor
- Novel Teenlit
- Novel Islami
- Novel Thriller
- Novel Fantasy