Novel Run to You by Endang Lesstari
Novel Run to You by Endang Lesstari – Setiap bulan terakhir training, Serana selalu bermasalah dengan atasannya. Kali ini, ia sudah pindah perusahaan yang kelima dan bulan ini adalah bulan terakhirnya dalam masa pelatihan.
Dev sang CEO perusahaan yang baru tiba dari London dan menetap di Indonesia itu membuat pekerjaan Serana terasa semakin sulit. Bahkan perempyan itu terancam diberhentikan. Ucapan Dev selalu membuat luka baru pada Serana. Meski begitu Serana harus bertahan agar keluarganya tidak terperosok pada kemiskinan. Apa Serana mampu bertahan di perusahaan tersebut? Bagaimana cara gadis itu mempertahankan posisinya di hadapan sang bos?
“Jangan berharap terlalu tinggi tentang pegawai tetap meski Ibu saya berlaku seperti tadi!”
"Aku tidak pernah menginginkanmu! Jangan berharap aku akan memperlakukanmu dengan baik!"
Teaser Novel Run to You
“Serana, hari ini jangan lupa ya ada meeting untuk perancangan hotel baru.”
“Oke, siap, Kak.”
Kali ini adalah bulan terakhir Serana bekerja pada perusahaan arsitektur ternama, barangkali setelah ini ia akan diangkat menjadi pegawai tetap. Selama 2 bulan 10 hari ini ia masih menjadi pegawai training di perusahaan tersebut. Hanya tersisa 20 hari lagi sebelum masa training berakhir. Setelahnya, perusahaan akan menentukan dirinya lolos atau tidaknya menjadi pegawai tetap.
Serana pernah 5 kali bekerja di perusahaan, namun tidak berjalan dengan baik. Setiap akan menyelesaikan masa trainingnya, ia selalu bermasalah dengan perusahaan—entah karena peraturan yang tidak dapat ia terima sampai tidak cocok dengan lingkungannya. Kali ini adalah perusahaan yang ke-6 baginya. Inilah perusahaan yang paling ia senangi diantara sebelumnya.
Kali ini atasan perusahaan yang ia miliki cukuplah baik dan dapat bekerja sama dengannya, apalagi dengan segala fasilitas yang lengkap di perusahaan tersebut membuat Serana sangat menyayangkan jika ia tidak bisa menjadi pegawai tetap di perusahaan ini. Awalnya memang berjalan dengan cukup baik, dan ia merasa tidak ada masalah besar seperti yang ia rasakan di 5 perusahaan sebelumnya. Akan tetapi, ia mendengar kabar jika hari ini CEO perusahaan tersebut akan diganti dengan putra pemilik perusahaan.
“Nanti kalau sudah meeting sama klien, langsung pulang saja enggak perlu ke kantor.”
“Loh, kenapa, Kak? Bukannya hari ini jadwal lembur sampai jam sepuluh malam ya?” tanya Serana penasaran pada Gita sebagai seniornya di sana.
“Enggak perlu, mulai hari ini jadwal kita banyak berubah, besok juga kamu akan tahu.”
Kening Serana berkerut dalam, ia tidak tahu mengapa ada peraturan yang berubah, padahal sebelumnya aman tentram—tidak ada perubahan apa pun.
“Pokoknya kamu ikuti saja apa yang aku katakan, jangan protes ya. Apalagi besok,” ucap Gita yang menunjukkan wajah masamnya.
Entah mengapa perasaan Serana mengatakan jika besok akan terjadi sesuatu yang barangkali tidak mereka sukai, apalagi wajah Gita—sebagai seniornya—juga tampak sangat malas dan terlihat cukup kesal.
Setelah selesai meeting bersama para tim dan juga klien, mereka kembali pada rumahnya masing-masing. Serana hanya tinggal bersama Ibunya saja. Ia sudah ditinggalkan Ayahnya ketika berusia 8 tahun. Ia memiliki 1 kakak perempuan yang sudah menikah dan sudah tidak pernah lagi menginjakkan kakinya di rumah.
***
Keesokkan harinya, Serana bekerja seperti biasa. Namun, sebelum sampai ke kantornya, ia sudah melihat banyaknya papan bunga yang bertuliskan selamat atas datangnya sang pimpinan baru di depan kantor. Perlahan Serana mulai masuk ke ruangannya. Ia mulai bertanya pada Gita.
“Ini yang Kak Gita bilang kemarin? Kok di luar banyak banget papan ucapan?”
“Ya, sesuai yang aku bilang kemarin kalau jadwal dan task kita berubah itu karena CEO kita ganti.”
Mata Serana membelalak begitu mendengar CEO-nya benar-benar diubah, ia segera mengkhawatirkan nasibnya 19 hari ke depan dengan atasan yang baru. Sebelumnya ia baik-baik saja, akan tetapi ia juga mulai ketakutan jika atasannya berbeda.
“Beneran? Yang mana orangnya, Kak?” tanya Serana penasaran.
“Nanti, mungkin setengah jam lagi kita bakal dikumpulkan untuk menyambut dia.”
Raut wajah Serana berubah seketika, ia menjadi lebih khawatir sekali.
“Kamu kenapa?” tanya Gita yang heran melihat wajah Serana berubah.
Serana hanya menggelengkan kepalanya saja, “Bagaimana dengan CEO yang baru, Kak?” bukannya menjawab pertanyaan, Serana menanyakan pertanyaan kembali.
“Ganteng kok.”
Mulailah Serana menghela napasnya, namun pengucapan Gita membuatnya semakin penasaran.
“Mau ganteng atau enggak itu nanti saja dipikirkannya, Kak. Maksudnya orangnya bagaimana?”
Namun kali ini giliran Gita yang menghela napasnya, “Pokoknya kamu harus berhati-hati, bukan hanya kamu saja, semuanya pegawai pun sama. Dulu aku pernah dipimpin cuma tiga bulan, tapi rasanya setahun.”
“Hah? Tiga bulan saja rasanya jadi setahun, astaga gimana dengan masa magangku tinggal 19 hari ini, Kak.”
Benar apa yang dikatakan Gita. CEO baru itu ternyata putra pemilik perusahaan, artinya ia adalah pewaris tunggal perusahaan ini. Ia pernah dalam masa percobaan untuk memimpin perusahaan selama tiga bulan, karena ia sibuk melanjutkan pendidikannya di luar negeri, maka mengharuskan dirinya untuk meninggalkan perusahaan ini.
“Kalau begitu kamu harus pandai mengambil hatinya, sudah sekarang kita ke depan, mereka sudah menunggu.”
Serana berjalan malas mengikuti langkah Gita, wajahnya benar-benar tidak bersemangat sama sekali. Bukannya pesimis, tapi mendengar ulasan dari Gita yang cukup negatif membuatnya sangat khawatir.
Saat itu semua orang sudah berkumpul di lantai utama untuk menyambut CEO baru tersebut, tibalah rombongan orang penting di tengah-tengah mereka. Ada satu laki-laki yang berpakaian sangat rapi, wajahnya tentu saja tampan, namun ia terlihat sangat angkuh.
“Yang mana Kak orangnya?” bisik Serana pada Gita.
“Yang gak pake kacamata.”
Semuanya senyap, tidak ada yang mengeluarkan suara sama sekali. Mulailah laki-laki tersebut mengenalkan dirinya.
“Ini adalah Pak Dev Marvin, beliau baru saja kembali dari Kanada, mulai hari ini perusahaan akan diambil alih oleh Pak Dev, kalian semua bisa memanggilnya dengan Pak Dev,” ucap pemimpin sebelumnya—yang dikabarkan masih memiliki kerabat dengan pemilik perusahaan—ramah.
Hal itu dibalas anggukan angkuh dari Dev serta senyuman yang tidak sampai satu centi meter.
“Kalian bisa menemui saya jika memang memiliki urusan yang sangat penting, jangan sampai membuang waktu saya terbuang sia-sia.”
Begitulah kalimat perkenalan dari Dev Marvin yang sangat angkuh, apalagi bagi Serana. Ia sudah berkali-kali mengeluh. Apalagi divisi ia bekerja memang akan sangat sering berhubungan dengan atasan langsung.
“Rapikan pakaianmu, ia paling tidak suka dengan orang yang tidak rapi,” ucap Gita memperingatkan.
Daftar Isi Novel Run to You
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Tertarik baca novel Run to You ini lebih lengkap? Yuk, download aplikasi Cabaca untuk baca novel online di smartphone-mu! Selain lebih mudah, kamu bisa cari download pdf buku yang berkualitas dari penulis Indonesia, mulai dari Rp5 ribu saja.