Novel Ocean And the City Lights by windtrees
Novel Ocean And the City Lights by windtrees – Dikenal gila kerja dan tak memiliki kehidupan pribadi yang menyenangkan, tidak banyak yang tahu Rinan memiliki kebiasaan bercinta satu malam dengan laki-laki yang dia temukan di aplikasi kencan. Kalau ditanya alasannya, dia akan balik bertanya, "Kenapa perempuan dianggap murahan ketika melakukan hal itu? Memang hanya laki-laki yang boleh berengsek?"
Meninggalkan kekasih, gemerlap, modernitas, dan sibuknya negeri seberang, Albian akhirnya kembali ke negara asalnya. Riak air laut, pasir yang menggelitik sela jari, dan pantai yang begitu tenang membuat dirinya menerima tawaran menjadi DJ (disc jockey) di kelab baru milik Durma Beach Resort, "High Tension". Selain itu, sosok perempuan yang begitu menikmati es krim stroberi di sudut meja, begitu mengusik hatinya.
Novel Ocean and the City Lights
Malam semakin larut, DJ (disc jockey) mengganti alunan musiknya menjadi lebih ramah di telinga. Memang ada dua agenda di kelab malam ini, pengumuman "Karyawan Bulan Ini" dan persiapan peresmian kelab malam baru milik Durma Beach Resort, “High Tension”. Dari sebuah meja, terlihat seorang perempuan gusar ingin segera beranjak dari tempat ramai tersebut.
Akhirnya, sang pembawa acara disambut riuh tepuk tangan ketika menyebut nama gadis 26 tahun itu kembali disebut untuk ketiga kalinya sebagai "Karyawan Bulan Ini". Rinan dengan malu-malu menuju panggung untuk menerima selempang dari Asisten Manajer Resort, Pak Dito. Sikap malunya berubah menjadi sumringah ketika mendapatkan amplop yang berisi satu setengah kali gajinya.
Rinan kembali ke mejanya sembari mengibaskan amplop yg diterima ke arah rekan sesama divisi Front Desk Clerks, Nindi dan Mila.
"Asyik, traktiran lagi!" Ujar Nindi.
Rinan segera memasukkan amplop yang baru diterimanya. "Eits, sorry. Next time ya, aku ada kencan malam ini."
Nindi meletakkan gelas cocktail, tak jadi menyesapnya. "Rin, kamu nggak capek sama kisah satu malam kayak gitu?"
Rinan masih mengemas barangnya yang masih tersisa. "Kamu sendiri nggak capek, harus kucing-kucingan dengan istri tuan dewan yang terhormat?"
Nindi melempar tisu ke arah muka Rinan, "Sialan kau! Pergi sekarang!"
Nindi tertawa melihat tingkah kedua rekan kerjanya itu. "Baek-baek kau kena PMS (Penyakit Menular Seks)!"
Rinan segera beranjak ke pintu keluar sambil mengecek pesan yang baru masuk dari teman kencannya. Dia tak menghiraukan acara yang masih berlangsung. Dia tidak sadar Dito mengejarnya.
"Rin..."
Rinan menoleh cepat.
"Bang Dit, eh, Pak Dito. Nanti, aku buru-buru!"
Dito masih membuntuti Rinan hingga ke lobi resort. "Acaranya masih ada, kamu mau ke mana?"
Tidak mungkin Rinan menjelaskan kalau dia akan bertemu kencan satu malamnya, walaupun sudah tak lagi terikat hubungan, rasanya aneh menjelaskan hal tersebut kepada Dito, yang notabene adalah atasannya. Klakson terdengar dari arah berlawanan, Rinan segera bersiap. "Selamat ya atas posisinya sebagai manajer kelab. Oke, bye!"
Rinan masuk ke kursi belakang dan segera menutup kaca mobilnya. Dito kembali ke dalam kelab dengan rasa khawatir kepada Rinan. Dito yang dipilih menjadi manajer kelab, masih merasa bimbang dan tidak tega, seolah meninggalkan Rinan untuk bekerja di resort tanpa dirinya.
Anak divisi Front Desk Clerks terlihat sibuk berdesas-desus. Ibu Gayatri ibarat menumpahkan teh panas memulainya. "Denger-denger nih Pak Dito sempat akan menolak jabatan manajer. Gila sih kalo beneran!"
Mila menimpali, "Apa jangan-jangan... karena Pak Dito nggak mau jauh-jauh dari Rinanti ya?"
"Pak Dito tuh padahal gentleman banget ya. Kaya, pekerja keras, ganteng, kulitnya tan, keker, baik banget sikapnya, duh… kalau aku yang dapat beliau sih, auto tobat," ucap Nindi.
"Jangankan kamu, Ibu aja yang udah berkeluarga, juga kesengsem!"
Satu meja pun terkekeh.
Jason sebagai laki-laki satu-satunya di divisi, menambahkan, "Saya malah curiga kalau Pak Dito, hom… ." Dia mengecilkan suaranya.
"Itu sih, kamu! Aku yakin sih Pak Dito jatuh cinta sama Rinan beneran. Nganggur banget laki-laki tiap hari antar jemput kerja, sering nemenin makan siang, kalau gak ada perasaan. Padahal Rinan kalau gak lagi kerja, jutek minta ampun sama laki-laki. udah orangnya gak minum, gak dugem, gak pernah kemana-mana. Ngebosenin banget hidupnya."
Mereka semua mengangguk setuju.
Tak terasa Rinan sampai di hotel tujuannya. Dia segera menuju lobi mencari pria dengan tampilan sweater biru dan celana abu-abu seperti kiriman foto yang baru diterimanya. Laki-laki tersebut menyambutnya dengan memberikan tangan. "Halo, Rinan."
Rinan membalas salam, "Halo, Damian. Sudah lama nunggunya?"
"Nggak kok, ternyata meeting ku juga lebih lama dari perkiraan. Ehm… mau minum dulu di bar atau..." Damian ragu meneruskan kalimatnya.
Rinan memberikan gestur langsung menuju ke arah atas.
Mereka berdua masuk ke kamar yang terletak di lantai 4. Damian memberikan sekuntum mawar mewah yang ia siapkan.
Rinan tertawa kecil sambil menghirup wangi mawar tersebut. "Buat apa? Gak usah repot-repot."
Damian membalikkan badan Rinan perlahan, "Biar so sweet." Tangan Damian menggapai dagu Rinan dengan lembut. Mendaratkan ciuman mendalam, seolah menunjukkan dia akan menjadikan malam tersebut menjadi tak terlupakan bagi mereka berdua.
Dalam sekejap Damian dan Rinan bergumul di ranjang dalam ketelanjangan. Merancap satu sama lain. Menuntaskan hasrat yang mereka tahan dalam sebulan setelah perkenalan di aplikasi kencan, Cupidness.
Setelah selesai, Rinan menunggu Damian selesai membersihkan diri. Dia merapikan pakaian dan riasannya. "Sial, dia hebat banget," Rinan bergumam kecil.
Damian keluar dari kamar mandi dengan memakai handuk kecil yang melilit di pinggangnya. Memeluk dari belakang ke arah Rinan yang duduk di depan meja rias. "Besok libur kan? Tidur sini aja," ucapnya menggoda.
Rinan merasa mulai risih dan melepaskan diri. "Nggak, makasih tawarannya. Aku menikmati malam ini."
Damian menarik jaket Rinan yang beranjak ke arah pintu. "Seengaknya bawa kenang-kenangan dari gue." Damian memberikan mawar yang tadinya tergeletak di lantai.
"Ok, thanks."
Rinan menutup pintu perlahan. Dia segera menuju lobi hotel untuk memesan taksi. Tak lama kemudian, taksi yang dipesannya datang. Rinan masuk ke taksi, tak lupa dia membuang dahulu mawar pemberian Damian ke tempat sampah.
Daftar Isi Novel Ocean and the City Lights
Bab 1
Bab 3
Bab 4
Baca Juga: Novel Couple in A Fairy Tale by Wnath
Ada banyak jenis novel menarik yang bisa kamu baca di aplikasi Cabaca. Mulai dari novel dewasa, remaja, fantasi, dan lain-lain. Cabaca adalah aplikasi baca novel digital Indonesia yang menghadirkan novel legal dengan harga relatif terjangkau. Manfaatin aja program Jam Baca Nasional setiap hari pukul 21.00 - 22.00 WIB untuk judul pilihan. Program tersebut hanya berlaku di aplikasi aja ya! Buktikan serunya baca novel di HP dengan install aplikasi Cabaca di Play Store.