Novel |He's| Mr. Right by Angelaaas1

Novel |He's| Mr. Right by Angelaaas1
Photo by Thanh Tran / Unsplash

Novel |He's| Mr. Right by Angelaaas1 – Erisia tak pernah menyangka malam kerjanya sebagai bartender akan berujung dengan tawaran aneh dari pria asing penuh teka-teki yang mengaku hanya ingin memiliki dirinya seorang.

Bukan sekadar pria biasa, orang-orang menyebutnya Mr. Right—pria gila yang mampu membeli, menguasai, bahkan membunuh tanpa ragu. Namun satu hal yang Erisia tahu, semakin dia mencoba lari, semakin dia terjerat dalam jaring berbahaya yang dibangun pria itu.

Didorong rasa penasaran, Erisia menggali siapa sebenarnya pria di balik nama Mr. Right. Tapi semakin dalam ia menyelami hidupnya, semakin ia terseret ke sisi gelap yang memikat sekaligus mematikan.

Terperangkap dalam hubungan yang tak pernah ia bayangkan, Erisia harus memilih menyerah dalam cengkeraman pria berbahaya itu, atau membongkar rahasia yang mungkin menghancurkan mereka berdua.

Novel |He's| Mr. Right

Cahaya kelap-kelip memenuhi ruangan tempatku bekerja. Mungkin bagi beberapa orang tempat ini akan memusingkannya, tetapi ada juga yang senang berada di sini. Banyak yang sibuk meliuk-liukkan tubuhnya hanya untuk meringankan beban yang dia tanggung di siang hari. Bahkan lantunan musik keras itu tidak mengusik orang-orang yang tengah bergoyang itu.

Sedangkan, aku sedang sibuk mengelap gelas-gelas di bagian bar tempat ini. Selagi aku sibuk dengan kegiatan ku di meja bar, ekor mataku melirik sosok pria yang baru saja duduk di kursi depan bar.

"How can I help you, Sir?" Aku bertanya sambil memberikan senyuman manis, taktik biasa untuk menarik konsumen. Aku meletakkan gelas yang tadi aku lap di meja bar.

"I've never seen you here, are you new?" Ah—pria ini memiliki intonasi suara yang berat dan sedikit serak.

"Yes, Sir," jika bertanya, kenapa aku menekankan kata 'sir', itu karena aku ingin menarik pelanggan. Terkadang ada beberapa tuan yang menyukai di provokasi dengan sebutan itu. Mereka merasa dirinya memiliki diri korban seutuhnya.

Aku dapat melihat sebuah senyuman terbit di bibirnya. Apa itu sebuah seringai?

"No wonder I never saw you here," ujarnya dengan tatapan berbentuk bulan sabit.

Aku memberikan senyuman kecil untuk merespon ujarannya itu. "Ingin memesan minuman, Tuan?" Tanyaku sambil masih tersenyum.

Malam ini bar masih sepi, bukankah aku perlu mendapat beberapa pelanggan?

"Vodka with ice," pintanya.

Aku mengangguk mengerti lalu bergegas menyajikan minuman yang dia inginkan. Tidak butuh waktu lama bagiku untuk menyiapkan minuman itu. Apalagi minuman itu cukup banyak di pesan orang-orang yang datang ke klub malam ini. Selesai membuat minuman itu, aku meletakkannya di depan pria itu.

"Ini pesanan Anda, Tuan," ucapku sebelum kembali menyibukkan diri.

Kali ini aku sudah tidak menyibukkan diri, karena selang beberapa menit, beberapa pria dan wanita datang memesan minuman. Hingga beberapa jam berlalu, meja bar yang tadinya sedikit penuh, kembali kosong. Hanya aku dan pria asing di awal. Seperti saat dia baru datang memesan minum. Anehnya pria itu tidak kunjung pergi dari tempat ini. Dan aku sangat yakin, perhatiannya sering tertuju padaku.

Jarakku dengan pria asing ini tidak terlalu dekat, selain di pisahkan oleh meja bar, aku berdiri agak ke kiri dari tempat pria itu duduk. Satu hal yang aku sadari, pria ini memiliki wajah yang tampan, ah tidak— sangat tampan. Dia benar-benar tampan. Aku tidak berbohong. Aku pikir dia keturunan Eropa, tentu aku yakin. Mengapa? Rahangnya sangat tegas, bulu matanya panjang dan lentik, matanya berwarna hijau yang mampu menarik perhatian orang-orang, bentuk bibirnya terkesan seksi dan memiliki warna sedikit merah, ah jangan lupakan alis tebal miliknya. Aku yakin seratus persen dia keturunan Italia atau negara bagian sekitar negara itu.

"Apa kau selalu memakai pakaian seperti itu?"

Perhatianku teralihkan. Tatapannya terlihat fokus pada pakaianku, terutama bagian dada. Dasar pria. Malam ini aku mengenakan kostum kelinci, modelnya cukup provokatif, orang-orang mungkin mengira ku bekerja sebagai wanita penghibur di tempat ini, namun nyatanya aku hanya seorang bartender baru.

Aku menggeleng. "Hanya di hari-hari tertentu," kenapa aku menjawab pertanyaannya?

"Apa kau tidak ingin bekerja di tempat lain?"

"Saya ingin, tetapi hanya tempat ini yang menerima saya," kenapa aku menjawab lagi?

Dia terdiam beberapa menit saat aku menjawab pertanyaannya itu. Apa dia merasa kasihan padaku? Atau, justru merendahkan ku?

"Hey," panggilnya.

"Yes, Sir? Ada yang bisa saya bantu?" Aku kembali meletakkan gelas di meja bar lalu menghampiri pria itu. Hanya butuh 2 langkah saja hingga aku benar-benar berhadapan dengannya.

Aku melihat dia menggeleng tipis. "Aku ingin kamu melayaniku," ujarnya dengan suara yang ambigu.

Ha? Apa maksudnya?

"Maaf?"

"Cukup layani aku saja,"

"Maksud Anda?" Aku sungguh tidak mengerti ucapan pria ini.

"Aku akan membayarmu, tetapi hanya layani aku selama di sini,"

Ah, sekarang aku mengerti. "Maaf saya tidak bisa," balasku dengan sopan.

"Kenapa?"

"Saya bekerja di klub ini, Tuan. Saya tidak bisa hanya melayani Anda saja,"

"Apa aku peduli dengan itu?"

Aku memilih untuk kembali menyibukkan diri. Pria itu masih saja menatapku. Jujur, aku merasa sedikit risih.

"Kau benar-benar aneh, padahal kau akan diuntungkan dengan kesepakatan ini," ujarnya lagi.

Itu benar. Aku sangat diuntungkan. Tapi, bukan ini yang seharusnya aku lakukan. Sial, kenapa aku berakhir di sini? Aku hanya menatapnya sekilas tak berniat membalas.

"Bukankah lebih baik jika kau keluar dan sekolah, apakah kau sempat sekolah?" Sial. Dia merendahkan ku.

"Itu bukan urusan Anda, Tuan. Entah saya berpendidikan atau tidak, hal itu tidak ada keuntungannya bagi Anda," balasku berusaha menahan emosi ku.

Dia terkekeh. Ah, kesannya sangat merendahkan. "Begitu ya? Mari anggap kau berpendidikan, tetapi aku mulai bertanya-tanya, mengapa perempuan 'berpendidikan' seperti mu dapat berakhir di sini hm?" Pertanyaan ini mulai mengganggu ku.

Aku menatapnya sebentar. Kira-kira 10 detik aku menatapnya sebelum mengeluarkan suara. "Terkadang ada hal-hal yang tidak diketahui, walau sudah berusaha agar hidup sebaik mungkin, tetap saja ada hal-hal kurang menyenangkan yang datang menguji," balasku mulai bermain kata-kata.

Dia tersenyum. Aneh. "Kau cerdas," apa itu pujian?

"Tapi bodoh," ah, tentu tidak. Dia terdiam sejenak. "Ikut denganku," sambungnya lagi.

Tentu saja, dia kembali ke topik ini. Sebenarnya kenapa dia ingin aku melayaninya?

Aku menghela napasku. Aku berjalan kembali ke posisi di mana aku bisa berhadapan dengannya, hanya ada meja bar yang menghalangi kami. "Maafkan saya, Tuan. Tapi saya tetap tidak bisa, saya bekerja di sini," ujarku berusaha menolaknya dengan sopan.

"Jika itu masalahnya, aku akan mengeluarkan mu dari sini," aku melihatnya mengeluarkan benda pilih dari kantong celananya, dia terlihat menelepon seseorang.

Dia tidak mungkin bisa mengeluarkan ku kan? Maksudku, alasan aku berada di sini bukan karena aku ingin. Tetapi terpaksa.

Entah ini hanya perasaanku saja, tapi aku yakin, aku melihat sudut bibirnya sedikit terangkat. Tiba-tiba, dia menarik tanganku, sedangkan satu tangannya memegang tengkuk ku. Satu gerakan cepat itu, berhasil membuatku merasakan benda kenyal pada bibirku. Dia mencuri ciumanku.

"Kau wanita yang keras kepala, berusaha menolak padahal membutuhkan?" Bisiknya di akhir ciuman kami.

Aku berusaha memfokuskan pikiranku. Berusaha mengembalikan kesadaran ku.

"Aku menarik ucapanku, kamu tidak menjadi pelayan bar-ku, aku telah membeli mu, kamu telah menjadi milikku," Bisiknya.

Aku melotot. Mendorongnya sekuat tenaga. Membuatku hampir jatuh jika tidak memegang tepi meja bar. Apa dia mengetahui rahasiaku? Alasan kenapa aku berada di bar ini?

Daftar Isi Novel [He's| Mr. Right

Bab 1

Bab 2

Bab 3

Bab 4

Baca Juga: Novel Living with An Idiot by K. A. Dachune

Sedang cari cerita dewasa terbaru? Nantikan puluhan judul cerita hot terbaru hanya di Cabaca. Beragam genre lainnya pun tersedia, mulai dari cerita dewasa romantis hingga cerita konyol bersama teman. Semua bisa dibaca mulai dari Rp5 ribu saja loh! Tenang, masih ada banyak promo menarik lainnya, bahkan program baca gratis dengan cara install aplikasi Cabaca di smartphone kamu. Unduh di Play Store sekarang.

Aplikasi baca novel berkualitas di Indonesia
Platform baca novel online Indonesia


Suka genre yang lain? Cek di sini:

  1. Novel Romance
  2. Novel Dewasa
  3. Novel Komedi
  4. Novel Horor
  5. Novel Teenlit
  6. Novel Islami
  7. Novel Thriller
  8. Novel Fantasy


Your subscription could not be saved. Please try again.
Kamu telah berhasil subscribe. Jangan lupa buat akun Cabaca ya!

Dapatkan e-book gratis dan promo menarik lainnya!