Novel Cassanova's Secret by Varro Kamase
Novel Cassanova's Secret by Varro Kamase – Bagaimana rasanya bangun dengan identitas yang sepenuhnya baru?
Aku, Novita Kumalasari, dulunya seorang aviator glamor yang hidup dalam kemewahan. Tetapi setelah kebohongan dan status palsu terungkap, kini aku menjadi seorang buronan.
Lebih buruk lagi, seorang miliarder misterius yang haus akan dendam menyanderaku. Menurutnya, hukum negeri ini tidak adil, sehingga dia memilih menghukumku dengan sangat kejam—di luar batas kemanusiaan.
Aku terperangkap dalam siklus penyiksaan dan pembebasan, di mana dia datang, menyiksaku, lalu pergi hanya untuk kembali dan mengulang semuanya. Sampai di titik terendah, aku merasa tak lebih dari seekor babi.
Namun, saat itulah aku mulai terobsesi padanya, mencintai penderitaan yang ia berikan, termasuk sisi tergelap pria yang disebut Casanova misterius itu.
Novel Cassanova's Secret
Malam ini aku harap bukan malam terakhir bersama sang Casanova. Tanpa bisa mengingat wajah pria itu, kurasakan kehangatan tubuhnya dalam keremangan cahaya merah jambu. Ia merengkuhku kuat seolah aku akan pergi darinya. Mencumbu bibirku dengan lembut, menyesap lidahku dengan deru napas segar yang berhembus. Tubuh telanjangku habis terkekang dalam keperkasaannya.
Meskipun kami dalam kondisi polos tanpa sehelai benang pun. Sang Casanova tetap kuat menjaga kesucianku. Sang Rajawali hanya berdiam di gerbang hutan perawanku yang sudah terbuka lebar untuk menyambutnya. Ingin rasanya ia melesat ke dalam dan merasakan keintiman yang sebenarnya. Namun, sayang, aku hanya bisa merasakan hangatnya gesekan yang membuat hutanku jadi becek.
Diriku dipermainkan dibalik hangatnya bedcover. Hatiku bergelora ingin merasakan puncak bercinta seutuhnya. Tapi dengan ajaib ia hanya memberinya setengah dan akupun kelelahan. Sampai akhirnya tak kuat menahan banjir bandang. Namun semua itu tertutup oleh tawanya, suaranya, dan tingkah jahilnya yang memecah suasana malam sendu. Aku terlarut dalam nuansa yang dikuasainya.
Aroma Akar cendana, mawar putih, mint, berry, yang halus namun maskulin menguasai atmosfer di balik selimut. Aroma tubuhnya sampai aku hafal sudah di luar kepala. Aroma yang kucoba sesap dan kupaksa agar tubuhku tertular aroma itu. Aku gemas sekali, aku geregetan sampai tanpa sadar kucakar punggungnya, karena setengah mati aku kegelian. Meskipun itu tidak berarti apa-apa bagi pria ini. Ia masih tetap memanjakanku dengan sifat gentle-nya.
Jam tiga pagi weker berbunyi.
“Welcome to new world ‘Novita’...”
“Itu namaku yang baru ya, Kak Arya?”
“Hmm… Besok pagi aku telepon. Ini apartemen barumu. Semoga betah.”
“Makasih h, Kak. Makasih , banyak. Aku nggak bisa bales semua ini. Kak Arya boleh apain aku. Sesuka Kak Arya aja. Aku pasrah.”
“Ini cukup. Maafin Aku juga yang udah nyakitin kamu.”
Kupeluk Arya, aku tidak mau ia terus merasa bersalah. “Udah… Kak Arya nggak salah… Aku memang pantes, Kak… Jangan salahin diri terus. Aku capek dengernya. Sekarang aku cuma mau kita berdamai. Aku tau malem ini Kak Arya bakal pergi. Please…” kataku memohon.
“Hmm…” gumamnya. Napas Arya menjalar di leherku, sesekali ia mengisapnya, meninggalkan kegelian yang sangat. Membuatku menggelinjang kecil disertai desahan yang tak bisa kutahan. Aku senang ia bermain di salah satu titik terlemahku. “Aku perbaiki semua ini, semua sudah diatur. Selamat tidur Novita…”
Kata itu, menghantarku tidur, saat jemarinya menelusuri hutanku, menari di sana sampai aku banjir lagi. Dalam getaran tubuh itu ciuman hangat mendarat di bibirku membuatku tenang sejenak. Saat kami berbincang. Ia mengambil sebuah kotak perak. Mengeluarkan serum kecil lalu ditusukkan ke tanganku. Dalam hitungan dua belas. Aku terlelap.
“Kak… Arya, I love you…” kataku lirih, lalu berjalan ke alam mimpi.
Pagi itu…
Aku bangun dengan tubuh telanjang dibalut bedcover, di hari Senin, pukul 6. Seperti menghadapi hari biasa. Hari-hari pada umumnya. Hari-hari yang sudah mulai normal yang sudah kubayangkan sebelumnya. Sarapan, mandi, makan, bersiap ke kantor, berjibaku dengan macet dan lain sebagainya. Tak terasa hari-hari ini kujalani kembali. Setelah sekian lama aku mendekam dalam hukuman dan penjara pribadi sang Casanova.
Ini adalah pagi pertama untukku. Pagi di mana aku harus menjadi seorang Novita Kumalasari, yang bekerja sebagai asisten COO, Aditama Megacorp, Ibu Rusman Effendi. Di hari inilah semua kehidupan baruku berawal kembali dari titik nol. Setelah banyak kejadian yang kulalui dalam hidupku. Mungkin kejadian inilah yang benar-benar mengubah sudut pandangku tentang dunia.
Apartemen ini asing bagiku. Namun di sinilah aku menghabiskan malam terakhirku dengan sang Casanova, persis kemarin malam. Aku belum sepenuhnya sadar, saat kutarik kain pelapis bedcover untuk melindungi tubuhku dari dinginnya AC. Kulihat Jendela, dan ternyata aku ada di gedung yang cukup tinggi, karena aku bisa melihat jalan raya dan mobil-mobil seperti miniatur. Membiasakan diri dengan cahaya pagi, melihat sekeliling apartemen, ada tv, aofa, kompor induksi, beberapa mangkok, dan alat-alat makan.
RING!
Aku tersentak karena suara handphone. Kutuju meja makan tempat telepon itu diletakkan. iPhone 12 pro bergetar dan berbunyi di atas meja putih. Dengan tangan bergetar kulihat layar smartphone yang menunjukkan satu nama.
Kak Arya, ternyata ia sempat miscall beberapa menit yang lalu.
“Halo, selamat pagi…” kataku saat mengangkat Telfon.
“Pagi, Novita,” sapa suara itu, suara pria yang benar-benar kukenal, penghancur hidupku sekaligus malaikat pelindungku. Suara yang menenangkanku sekaligus menyiksa hatiku.
“Pagi Kak Ar- ar- Arya… ” Aku benar-benar belum terbiasa dengan nama Novita.
“Semoga kamu suka dengan semua yang ada sekarang, Bellinda sudah siapin semuanya. Nanti sekitar jam 11 kamu lihat berita. Oh iya, coba ke meja rias.”
Aku mematuhi perintah Arya, pergi ke meja rias lalu melihat beberapa make up yang masih tersegel dan baru, paket skincare yang komplit. Di sana ada sepasang parfume yang unik. “Iya, ada dua parfum. Eh, ini… wanginya… “ Kucium salah satu parfum yang ada di sana yang berbotol mawar putih. Seketika jantungku berdebar.
“Yang kamu inget dari aku aroma itu kan?”
“Iya…” kataku, dan air mataku menetes, aroma yang kusesapi dari leher Arya. Betapa dekat aku dengan dirinya. Aroma itulah satu-satunya jejak yang ditinggalkan kuat dalam benak pikiranku. Tertancap sangat dalam di alam bawah sadarku. Satu-satunya aroma di dunia yang membuatku, benci, cinta, kesal, dendam dan birahi. Sang Casanova telah meninggalkan kenangan aroma tubuhnya pada jiwaku.
“Aku lupa kasih tau, aroma untuk laki-laki, namanya Papillon Rose Blanche, lagi satu Papillon au Jasmine Blanc, karya Dorman Rocher. Pakai yang Jasmine. Kalau habis tinggal bilang Bellinda. Itu khusus untukmu. Aroma itu cuma ada dua di dunia.”
Aku tidak peduli merek apa ini, tidak peduli juga bagaimana ini diperoleh dan seberapa spesialnya wangi dari parfum ini. Aroma mawar putih bercampur mint, dengan sentuhan lembut kayu manis dan ekstrak akar cendana. Ini adalah wangi Arya, hangatnya tubuh, otot sekeras kayu, dan juga aroma dari leher pria itu yang kusesapi dalam kegelapan. Aroma yang memenuhi paru-paruku dan menyesakkan hatiku dengan kehadirannya. Yang membuatku mencintai siksaan seperti binatang dari pria itu. “Makasih h, Kak Arya… mungkin, aku bakal sering pake parfum ini, di kasur. Kalau lagi…”
“Lagi apa?”
“Lagi kangen…” Kataku pelan, sungguh malu aku mengatakan itu. Masa iya aku katakan kalau aku lagi sange. Aku tertawa dalam hati.
Arya tertawa.
Apanya yang lucu? Meskipun malu, aku serius mengatakan itu dan butuh keberanian. Aku tau meskipun aku hanya alat baginya, boneka pemuas nafsu anehnya. Menjalani kehidupan tergelap dalam imajinasi liarnya. Namun, hatiku telah jatuh pada cintanya.
“Ah, kamu ada-ada aja… Bagaimana bisa kamu suka sama orang yang mukanya aja kamu nggak pernah liat?”
“Aku juga nggak tau… Tapi barusan tadi malam kan kita… Maaf, Kak…”
“Aku paham. Maaf ya… Mulai sekarang aku perlakukan kamu sebagai Novita, bukan Nabila lagi. Aku juga ngerasa perlakuan kasar kemarin itu– ”
“Ng- Nggak, Kak, udah- nggak a- a- apa-apa…” kataku gugup. Sampai aku memotong bicaranya. Aku tau ia salah, tapi aku-pun tidak kuat untuk menyalahkan dirinya. Aku rela diperlakukan seperti ‘itu’ lagi asal bisa dekat dengannya. “Kakak masih di Jakarta?”
“Nggak, aku baru sarapan di lounge, ini mau boarding ke Ngurah Rai. Mau desain sistem untuk pabrik air di Dubai.”
“Oh, Kakak mau pulang ke Bali. Oke deh, Kak. Makasih h atas semua bantuannya. Kak…” Ia pasti sedang di Airport untuk penerbangan pagi.
“Iya… Sama-sama, Nab- eh, Novita…”
“Aku ada satu permintaan, sorry kalo ini lancang. Tapi bisa nggak kita ketemu? Atau, kayak waktu itu. Nanti lampu di sini dimatiin semua. Biar aku nggak liat muka Kakak. Atau mataku ditutup pakai kain. Habis itu terserah Kakak mau apain aku lagi…”
“Kita lihat nanti ya, aku nggak bisa janji. Aku juga pingin ketemu kamu sayang. Maaf juga kemarin aku bikin kamu menderita banget.”
“Aku sudah ngelupain itu, Kak. Aku sudah lupain semuanya, aku sudah maafin, Kak. Aku tau Kak Arya… tapi kan…” Aku kehabisan kata-kata.
“You know me well. Kamu udah ngeliat sisi tergelap dari diriku.”
“Itu semua terjadi karena aku, Kak…” kataku lirih. “Aku emang pantas dihukum.”
“No, sudahlah sayang… kita sudah lalui semua, aku harap kedepannya hubungan kita bisa lebih dari ini. I broke you up, I will fix you.”
Hening sejenak. Suara dan kata-kata berat itu serasa langsung menancap di hatiku. Arya ngomong ‘sayang’ saja sudah sesuatu buatku.
”Inget, berkasnya dibaca ya, hati-hati bacanya,” kata Arya.
“Maaf, tapi aku memang ngerasa pantes diperlakukan seperti itu. Terima kasih karena membuat semuanya menjadi baru. Aku tau Kak, ini semua pasti nggak mudah. Tapi aku udah nggak tau gimana lagi kalau harus hidup tanpa Kakak. Makasih banyak ya, Kak…”
“Sama-sama.”
“Kak… emm…”
“Kenapa, Nov?”
“Jujur dan ini udah dari hatiku yang paling dalam. Aku nggak tau kapan lagi aku bisa bilang ini ke Kak Arya. Boleh aku bilang sesuatu?”
“Silakan.”
Aku menarik napas, mencoba menguatkan hati dan pikiran. Lalu kukatakan. “I love you.”
“Hmm…”
Aku kecewa telfon langsung ditutup. Mungkin karena sudah dipanggil untuk boarding. Tetapi yang penting apa yang mengganjal di hati ini sedikitnya melegakan. Sebagai seorang ‘sangat berada’ yang misterius, mungkin saja ia bersenang-senang dengan tubuh Wanita lain, ataupun melakukan hal yang aneh. Namun, aku benar-benar tidak peduli. Suara Arya suara yang kudengar aslinya saat kami dekat dalam kegelapan pekat, saat barusan dia menelponku.
Kutarik napas dalam-dalam. Mengambil waktu untuk menetralisir perubahan dan gejolak dalam diriku yang berkecamuk. Langit-langit kamar begitu bersih, putih tulang dan terdapat lampu temaram merah jambu yang bercahaya teduh. Kasur yang kutiduri masih baru, bedcover yang berantakan menyisakan aroma tubuhku dan juga Arya yang perlahan sirna.
Aku berjalan menuju jendela, kusibak tirai krem yang menjuntai. Kulihat matahari baru terbit dan gedung-gedung tinggi di sekitarku. Kupandang ke bawah, ada lapangan tenis, beberapa orang lari pagi dan pohon-pohon di taman yang indah. Aku berada di apartemen pusat kota.
Aku tinggal di lantai 12 apartemen yang indah ini, satu kamar mandi, satu kamar tidur multifungsi yang jika di geser bisa menyatu dengan ruang TV, dapur, di sebelah ruang makan dekat pintu masuk. Kurapikan kasur dan juga bedcover yang berantakan, aku harap bisa menikmati malam bersama Arya seperti kemarin. Menikmati malam dengan terang, bukan di dalam kegelapan seperti hari-hari yang lalu, gelap sampai tak kulihat wajahnya. Setelah itu aku menuju kamar mandi, hanya ada shower, closet dan juga wastafel putih. Akupun mandi dan membersihkan tubuhku, keramas dan merasakan kelegaan yang melingkupi diriku di tengah dinginnya air. Setelah segar, kupakai bathrobe yang ada di kamar mandi itu. Aku akui, Arya adalah orang yang sangat detail. Ia melengkapi kebutuhan dasar hidupku dengan baik dan teliti.
Kulihat lemari, baju-bajuku hanya sebatas merek Zara, Uniqlo dan Nevada, beberapa celana jeans levis dan rok resmi kain Alta Moda. Di kotak bawah ada 1 set apple watch yang masih baru, kukenakan dan kuhubungkan dengan iphone 12 yang juga masih baru. Lingerie dan kaos semuanya krem atau putih polos, baju dalam berwarna hitam bermerek Victoria’s Secret. Kak Arya sangat tepat dalam memilih ukuran, tepat 36c untuk bra dan 37 untuk sepatu kets Nike putih serta sepatu kulit Channel dan Calvin Klein. Aku benar-benar menjadi orang yang baru.
Kugulung ke atas rambut lurus hitam panjang sepinggul, kuikat rapi dan kububuhi wajahku dengan make up serta lipstik berwarna merah jambu. Baju kemeja Zara putih dengan lengan panjang sudah kukenakan, rok 10 cm diatas lutut serta stocking hitam yang menutupi mata kaki hingga paha. Setelah itu aku menuju dapur, aku makan cornflakes, yang dicampur susu ultra milk putih dengan dua roti gabin, ditemani teh sariwangi tawar. Ada baiknya juga pernah merasakan lapar sampai titik kematian. Aku jadi menghargai makanan begitu tinggi. Sehingga tidak apa-apa makan makanan yang terkesan ‘tawar’ yang penting bisa menyambung hidup. Tapi kalau urusan makan, aku sangat gemar makanan berkuah. Kemudian aku duduk di meja makan setelah semua tersedia. Kupandang dapur kosong itu, mungkin nanti sepulang kerja aku berencana mengisi beberapa perabot.
Ku hidupkan tv JVC 43” yang sudah terpasang google chrome dongle, putar youtube dan menyetel kumpulan lagu-lagu indie, kaget juga aku saat tau kalau kamar ini sudah dilengkapi wifi meskipun hanya 25mbps. sambil menikmati sarapanku, memandang jendela dan Jakarta yang mulai sibuk dinaungi asap pekat polusi. Kemudian kuambil sebuah set kotak putih berisikan macbook Air dan beberapa Aksesorisnya. Lalu kuambil map putih yang cukup tebal.
Kubuka map itu perlahan, di sana ada KTP, Sim C, Sim A, kartu keluarga Sampai Ijazah dari TK, SD, SMA, dan Perguruan Tinggi. Semua tertulis Novita Kumalasari, dengan tambahan gelar S.e,. Tempat tanggal lahirku, masih sama dengan saat aku lahir, Padang, 30 Agustus 1997. Agamaku berubah, tapi aku tak peduli soal agama. Nama ibu dan ayahku tidak pernah kukenal, murni karangan Kak Arya, serta di kartu keluarga aku hanya seorang diri dengan alamat apartemenku yang sekarang. Kemudian ada BPKB dan juga STNK mobil Toyota Yaris merah. Kududuk dalam tenang membaca semua berkas itu, dan menyadari 2021 seperti kata Arya manusia hanya sebatas data dan identitas, yang hanya penting bagi negara menjelang pemilu. Selebihnya, tidak ada.
Daftar Isi Novel Cassanova's Secret
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Baca Juga: Novel What My Mom doesn't Know about Us by Anditia Nurul
Cerita dewasa yang satu ini bukanlah novel dewasa biasa. Ada intrik bisnis dan gelapnya dunia konglomerat yang terekam di dalamnya. Pastikan kamu sudah cukup usia untuk membaca novel dewasa 18+ di Cabaca. Tak hanya cerita dewasa, ada banyak novel menarik yang bisa dibaca mulai Rp5 ribu saja. Tentu saja kamu akan punya lebih banyak kesempatan dapetin promo, bahkan bisa baca gratis juga loh! Caranya, hanya dengan install aplikasi Cabaca di HP kamu. Adanya di Play Store ya.
Suka genre yang lain? Cek di sini:
- Novel Romance
- Novel Dewasa
- Novel Komedi
- Novel Horor
- Novel Teenlit
- Novel Islami
- Novel Thriller
- Novel Fantasy