Novel Buket Bunga Pengantin by DhiAZ
Novel Buket Bunga Pengantin by DhiAZ – Mitosnya, jika seorang cewek lajang mendapat buket bunga pengantin, ia akan mendapat jodoh. Namun, ada juga yang bilang kalau dalam enam bulan cewek lajang ini nggak menikah setelah mendapat buket bunga, maka ia akan lajang seumur hidup.
Ha ha ha. Hari gini, masih percaya mitos. Sebagai orang yang bergerak di bidang pernikahan—lebih tepatnya—seorang perencana pernikahan, hal ini hanya sekadar gurauan untuk memeriahkan acara bagi seorang Kanika. Sukses di usia 32 tahun, tetapi belum menikah, tidak menjadi halangan baginya. Ia bahkan sering mendapatkan buket pengantin yang dijadikan suvenir di kantornya. Namun, saat ia mendapat buket yang ke-32 dan kehidupan percintaannya mengalami rentetan kesialan—Kanika mulai berpikir mungkin mitos itu benar. Ia dikutuk menjadi lajang seumur hidup!
Lantas, bagaimana ia mengakhiri kutukan tersebut?
Novel Buket Bunga Pengantin
Apa impianmu sejak kecil? Teman-teman sebayaku sewaktu kecil, memimpikan menjadi Cinderella. Seorang gadis miskin yang dipersunting oleh seorang pangeran tampan, kemudian mengadakan pesta pernikahan mewah di istana.
Oh, what a dream. Banyak yang mengatakan menjadi Cinderella adalah impian tertinggi semua perempuan karena ia begitu hebat memikat pangeran agar jatuh cinta padanya. Namun bagiku, bukan Cinderella yang hebat. Dia tidak akan bisa berhasil tanpa bantuan ibu peri yang memberikannya gaun yang indah, menjadikan labu sebagai kereta kencana, kemudian menyulap tikus menjadi kuda. Sejak kecil, aku selalu terpesona saat mendengar kekuatan sang Ibu Peri.
Bagaimana dia bisa melakukannya? Aku ingin seperti dia. Orang yang mampu menyulap labu menjadi kereta, jelas bukan orang sembarangan. Ya, benar. Kalau aku punya kekuatan seperti itu, maka aku akan bisa melakukan apapun. Aku tidak butuh pangeran tampan. Aku hanya ingin jadi kuat dan ajaib seperti ibu peri. Sayangnya, terkadang impian masa kecil itu hanya jadi sekadar angan-angan saja, bukan?
Bertahun kemudian, aku berada di sebuah pesta mewah yang mengundang decak kagum semua tamu dan keluarga. Dadaku berdebar setiap mendengar pujian mereka, meskipun konsep acara ini sama sekali bukan seleraku. Jelas, aku tidak akan memilih warna kuning gading sebagai tema acara, warna itu bertabrakan dengan warna hijau tua yang dipakai para bridesmaid.
"Kamu tampak cantik sekali hari ini, Sayang." Lelaki di hadapanku tersenyum mesra. Aku berdeham sejenak, lalu kusunggingkan senyum terbaik, setelah memastikan bahwa sanggul masih tetap rapi, tanpa ada rambut yang mencuat. Zach, sang MUA, merapikan rambut lelaki itu agar tampak sempurna ketika di foto.
Kurapikan kain gaun pengantin berwarna putih yang sedikit tersingkap, lalu siap untuk berpose.
"Oke, yak! Good!" Sang fotografer terus memberikan aba-aba. "Sekarang, silakan pengantin pria mencium kening pengantin wanitanya!"
Lelaki itu mencondongkan tubuhnya, sementara aku menghela napas panjang. Resepsi pernikahan ini cukup menguras tenaga, sementara aku sudah semalaman tidak tidur karena mempersiapkan semuanya. Flash kamera kembali menyilaukan mata, termasuk musik dari band yang mulai melantunkan lagu bernuansa kalem, menjadikan aku sedikit mengantuk. Tetapi aku harus tetap tersenyum, karena ini adalah acaraku. Demi apapun, aku tidak boleh membuat semuanya berantakan.
Kini, kurapikan pakaianku sendiri lalu turun dari pelaminan untuk mengecek apakah katering tetap lancar atau makanan sudah mulai habis. Pengantin pria kembali mencondongkan tubuhnya dan mengecup kening pengantin wanita. Sigh. Segera saja aku memutar bola mata. Omong-omong, ini bukan pernikahanku.
Aku kembali memandangi panggung dengan sikap puas karena tatanan bunga yang menggantung di dinding pelaminan tampak menarik, bukannya norak tidak seperti pilihan gaun bridesmaid yang sungguh membuatku ingin merobek semuanya. Sepertinya sang mempelai perempuan tidak ingin tersaingi di hari istimewanya. Sekali seumur hidup, kamu diizinkan untuk membuat orang lain tampak seperti lumut.
Senyum tidak lepas dari wajahku saat aku melangkah ke kamar mandi untuk melakukan touch up riasanku sendiri. Meskipun aku bukan Cinderella, bukan berarti aku kehilangan kesempatan menjadi sempurna.
Memang, setiap impian masa kecil itu seperti angan-angan atau lamunan semata. Sangat mustahil untuk terwujud. Namun, bagiku tidak.
Oh, apa aku sudah bilang tadi?
Aku sang Ibu Peri.
Aku akan mewujudkan setiap pernikahan impian para Upik Abu yang datang ke galeriku.
Daftar Isi Novel Buket Bunga Pengantin
Bab 1
Bab 2
Baca Juga: Novel Crazy in Love by Fielsya
Seru ya baca novel tentang pernikahan? Daripada penasaran, buruan buka aplikasi Cabaca, situs baca novel online yang menawarkan lebih dari 500 judul novel berkualitas. Pas banget untuk yang lagi cari novel murah dan ingin baca lebih privat di HP. Banyak genre tersedia, mulai dari novel romance, horor, komedi, dan lain-lain. Manfaatin program Jam Baca Nasional pukul 21.00 - 22.00 WIB tiap hari untuk baca novel pilihan secara cuma-cuma. Install aplikasi Cabaca dulu deh ya, karena program ini hanya ada di aplikasi.