Fakta Tentang Novel Perburuan yang Harus Kamu Ketahui

Fakta Tentang Novel Perburuan yang Harus Kamu Ketahui

Fakta Tentang Novel Perburuan yang Harus Kamu Ketahui – Sebuah novel adakalanya menyoroti apa-apa yang terjadi pada saat itu. Salah satunya novel Perburuan. Seperti apakah novel ini? Fakta apa yang menyertainya?

sumber: retorika.id

Sinopsis Novel Perburuan

Den Hardo namanya. Dulunya dia adalah shodanco, sebuah jabatan pemimpin regu dalam pasukan PETA (Pasukan Pembela Tanah Air) bikinan Jepang, bersama dua orang temannya yang bernama Karmin dan Dipo.

Semula Den Hardo sangat dihormati. Namun, karena dia ingin tanah air merdeka dan terbebas dari bayang-bayang Jepang/Nippon, dia mulai berencana melakukan pemberontakan. Pemberontakan tersebut akan dilakukan di Blitar.

Tahun itu, yakni sekitar 1940-an, Jepang memang berkuasa di Indonesia. Mereka tidak ingin Indonesia merdeka dan harus bertekuk lutut di bawah pimpinan Jepang.

Para pemuda tidak ingin kejadian ini terus-menerus terjadi. Mereka harus melakukan perlawanan. Mereka harus melakukan pemberontakan. Tidak terkecuali Den Hardo.

Sayangnya, rencana pemberontakan ini diketahui oleh Jepang. Rancangan gagal total karena pengkhianatan Karmin.

Pemberontakan tidak jadi. Sekarang Jepang memburu Den Hardo. Ke manakah dia harus pergi?

Den Hardo bersembunyi dalam bayangan-bayangan. Dia dikejar bagaikan binatang buruan. Bersembunyi, mengungsi di goa rumah kelelawar. Mendaki bukit-bukit kosong. Berkumpul dengan orang-orang kere dan sesemakan.

Itu semua dia lakukan supaya tidak tertangkap. Kalau dia tertangkap, hukuman mati siap menanti kepalanya.

Den Hardo pergi ke manapun supaya dirinya tidak berakhir menjadi mayat.

Hanya saja, yang dihadapi Den Hardo bukan Nippon semata, melainkan juga para kerabat serta orang-orang desanya sendiri turut memburu mereka. Jumlah mereka kurang lebih empat ribu warga. Sebuah jumlah yang banyak untuk menangkap seorang pelarian, semacam Den Hardo.

Novel perburuan pdf memang banyak di luaran sana, tapi kamu tetap harus membaca versi legalnya, ya. Karena dengan versi legal, artinya kamu menghargai jasa penulis untuk menuliskan kisahnya.

Dari novel Perburuan kita belajar bahwa harga untuk sebuah kemerdekaan sangatlah mahal. Den Hardo harus meninggalkan keluarga, kerabat, tetangga, bahwa orang yang paling dia sayangi. Itu semua supaya Indonesia bisa terbebas dari penjajah.

Satu tantangan demi tantangan lainnya, harus Den Hardo taklukkan supaya dia tidak ditangkap oleh Jepang. Meskipun banyak kesulitan, Den Hardo senantiasa mempertahankan idealisme maupun keyakinannya.

Fakta Novel Perburuan

Perburuan merupakan novel sastra yang selalu diminati dari tahun ke tahun. Novel ini tidak hanya laris, melainkan juga sudah dijadikan film. Berikut merupakan fakta mengenai novel Perburuan:

1. Ditulis Pram Ketika Masih Muda

Pramoedya Ananta Toer mendedikasikan hidupnya dengan menulis. Dari menulis inilah, secara tidak langsung dia mengubah suatu peradaban.

Pram menulis Perburuan ketika usianya barulah 23 tahun, sebuah usia yang terbilang sangat muda di ranah kepenulisan.

2. Ditulis Selama Seminggu

Walaupun novel ini cukup tebal, tapi menurut informasi, Pram menuliskan novel Perburuan selama seminggu saja. Bagaimana bisa? Bisa saja karena dia adalah Pram, yang sudah terbiasa menuliskan kegelisahannya.

Dia menuliskan novelnya sekitar tahun 1949, ketika dipenjara di Bukit Duri oleh Belanda. Kala itu, orang yang dipenjara juga bisa bekerja di luar penjara. Pram merasakannya. Dia hanya dibayar sekitar 7,5 sen per hari.

3. Menang Sayembara dan Terbit Tahun 1950

Sayembara kepenulisan sering diadakan untuk mencari bibit-bibit unggul dalam kepenulisan. Sayembara juga dimaksudkan untuk memperbesar geliat literasi.

Perburuan sendiri merupakan pemenang sayembara Balai Pustaka. Setahun setelahnya, novel ini diterbitkan oleh penerbit Balai Pustaka. Karena naskah ini pula, nama Pram kian melambung sebagai novelis Indonesia.

sumber: katadata.co.id

4. Sudah Difilmkan

Pramoedya Toer merupakan penulis ternama di Indonesia. Selama ini, masih belum ada novelnya yang difilmkan padahal ceritanya bagus-bagus.

Lalu suatu hari, Angga, cucu dari Pram, mengizinkan Falcon untuk memfilmkan novel ini bersama satu karya Pram lainnya. Itu karena Angga percaya Falcon akan membuat cerita Perburuan menjadi lebih hidup.

5. Proses Syuting yang Berat

Waktu yang diperlukan untuk syuting film Perburuan adalah sekitar 20 hari. Sepanjang waktu itu, para pemain, kru dan seluruh yang terlibat dalam film merasakan proses yang berat.

Sebanyak 80% dari adegan yang ada di film ini, berada di outdoor, sama seperti novelnya, sehingga membuat mereka untuk mendatangi satu tempat ke tempat lain. Belum lagi, kebanyakan syuting dilakukan di malam hari. Beberapa aktor sampai harus terjatuh-jatuh supaya mendapatkan visual dan adegan terbaik.

6. Pemeran Filmnya Bertabur Bintang

Film Perburuan ini berdurasi 98 menit dan diproduksi oleh Falcon Pictures. Sutradara dari Perburuan adalah Richard OH. Berikut merupakan nama-nama pemeran dari film Perburuan:

  • Adipati Dolken sebagai Den Hardo
  • Ayushita sebagai Ningsih
  • Ernest Samudera sebagai Dipo
  • Khiva Iskak sebagai Karmin
  • Michael Kho sebagai Shidokan
  • Egi Fedly sebagai Lurah Kaliwangan
  • Nobuyuki Suzuki sebagai Kolonel
  • Kevin Andrean sebagai Supriyadi
  • Emil Kusumo sebagai Komisaris Polisi
  • Otig Pakis sebagai Moh. Kasim
  • Rizky Mocil sebagai Kartiman

7. Kesulitan dari Tokoh Film Perburuan

Karena diambil dari latar 1940-an, novel ini mempunyai banyak kesulitan. Para pemainnya mengungkapkan bahwa kesulitan yang paling utama adalah dialog panjang dan bahasa sastra yang sulit dipahami.

Tantangan itu tidak membuat mereka menyerah. Mereka kemudian berlatih keras dan lama, supaya kesulitan ini berhasil ditaklukkan.

8. Makna Poster Film Perburuan

sumber: id.wikipedia.org

Pertama kali poster film ini dirilis, banyak orang merasa bahwa posternya sangat nyentrik. Banyak pula yang beranggapan kalau menarik sekali.

Poster film perburuan didominasi oleh warna abu-abu. Di tengahnya terdapat tokoh utama yang sedikit menolehkan kepala ke kiri. Beberapa penonton merasa pangling dengan sosok tokoh utama, Adipati Dolken, yang terlihat tidak seperti biasanya.

Frederica, selaku producer, memaparkan jika ada makna dari poster tersebut. Dia mengatakan, “Cukup dua kata: puitis dan humanis.”

9. Harapan dari Film Perburuan

Pada akhirnya, sebuah karya, entah novel atau film, tersisipkan harapan. Dengan adanya film ini, produser maupun sutradara, berharap anak-anak sekolah atau mereka yang masih kuliah, menyukai sastra dan kembali mengenal Pram, lewat karya-karyanya.

Sastra adalah karya yang membidik segala sesuatu yang berada di masyarakat. Kebetulan Pram lahir dan besar di masa-masa kemerdekaan, dia menceritakan banyak hal seputar memperjuangkan kemerdekaan.

Sekarang, kita memang tidak lagi melawan penjajahan, tapi musuh kita tetaplah ada, yakni: kebodohan maupun kemiskinan. Semoga negara kita semakin maju, bersama para anak-anak yang berpendidikan.


Baca Juga: Sinopsis Tetralogi Buru Karya Pramoedya Ananta Toer

Kamu suka membaca novel-novel dengan tema serupa? Cabaca selaku platform online mempunyai banyak sekali genre seperti novel Perburuan. Kabar membahagiakan lainnya, novel-novel di Cabaca bisa kamu akses secara gratis. Download saja aplikasi Cabaca di Google Play dan selamat menikmati penawaran-penawaran menarik.

Selain membaca novel asyik, di Cabaca kamu bisa menuliskan kisah indahmu sendiri. Dari kisah-kisah itu nantinya, kamu juga bisa mendapatkan komisi yang bisa digunakan untuk pendapatan pasif. Jangan lupa upload tulisanmu di Cabaca ya! [Lisma]

download Cabaca


Ingin baca novel genre lainnya? Cek di sini:

  1. Novel Romance
  2. Novel Dewasa
  3. Novel Komedi
  4. Novel Horor
  5. Novel Teenlit
  6. Novel Islami
  7. Novel Thriller
  8. Novel Fantasy


Your subscription could not be saved. Please try again.
Kamu telah berhasil subscribe. Jangan lupa buat akun Cabaca ya!

Dapatkan e-book gratis dan promo menarik lainnya!