Cara Membuat Outline Novel, Mudah Dipraktikkan!
Cara Membuat Outline Novel, Mudah Dipraktikkan! – Kadang saat mengirimkan naskah ke penerbit, sinopsis saja tidak cukup. Dibutuhkan outline novel untuk mendiskusikan isi cerita. Berikut ini cara membuat outline novel, gampang kok!
Cara Membuat Outline Novel
Secara harfiah, outline novel adalah kerangka cerita atau rincian adegan dari novel yang telah kamu tulis. Jadi, sebelum kamu menulis novel, kamu perlu memetakan ceritamu terlebih dahulu, yakni dengan menuliskan siapakah tokoh-tokohmu? Bagaimana jalan ceritamu? Dan rempelan-rempelan cerita lainnya, seperti ingin memakai POV apa, berapa halaman yang nantinya ditulis, dan lain sebagainya.
Kenapa kamu harus menggunakan outline? Tentu saja supaya ceritamu fokus, tidak mengembang ke mana-mana. Jika kamu terkena writer's block dan meninggalkannya, kamu masih bisa menemukan jalan pulang ke novelmu. Intinya, outline mempermudah penulis dalam menuliskan ceritanya. Tak hanya itu, outline adalah alat terbaik untuk mendiskusikan revisi dengan editor.
Cara membuat outline terbilang cukup mudah. Untuk karakter tokoh, kamu bisa membuat tabel seperti di bawah ini:
- Nama Tokoh: Tidak perlu dijelaskan ya, kalau ini. Sudah pasti tahu kan?
- Ciri Fisik: Kamu bisa menuliskan segala ciri fisik tokohmu di sini. Ciri fisik biasanya terlihat, semisal rambut panjang, warna kulit sawo matang, mata sipit, dan lain-lain.
- Watak & Kebiasaan: Setiap orang pasti memiliki watak dan kebiasaan masing-masing. Sekadar tips, tuliskan watak ceritamu secara detail, bukan hanya sekadar baik dan buruk saja. Melainkan, tokoh A suka menolong, tokoh B tidak akan memberikan kesempatan bagi orang yang mengkhianatinya. Sedangkan kebiasaan adalah hal-hal yang biasanya dilakukan tokohmu. Contohnya, tokoh A tidak suka berjalan lurus, tapi berjalan menyamping seperti kepiting. Tokoh B, suka membelikan air mineral untuk gebetannya.
- Latar Belakang: Terdiri dari alasan kenapa tokoh itu memiliki watak atau kebiasaan seperti itu. Latar belakang bisa juga berisi kisah masa lalu tokohmu. Semisal, tokoh A tidak ingin pacaran karena dia memiliki trauma. Tokoh B suka berantem karena orang tuanya sering bertengkar.
Kemudian setelah semuanya sudah selesai, kamu bisa masuk ke bagian plotting. Di sini kamu akan menyusun sebab akibat dari konflik yang dibahas. Format yang biasanya dipakai seperti ini.
- No: yang ini tidak perlu dijelaskan gunanya untuk apa, ya. Hanya sebagai nomor saja, biar kamu tidak capek-capek menghitung.
- Formula: Biasanya diisi apakah plotmu masuk ke bagian awal, pertengahan (konflik) atau akhir. Kamu juga bisa mengisi kolom ini dengan hari keberapa konflik novelmu sudah berjalan. Hal ini digunakan supaya kamu tidak selalu menyebut beberapa hari kemudian terus-menerus, tapi langsung bisa menyebutkan harinya. Semisal: seminggu kemudian atau 15 hari kemudian.
- Life: Berisi adegan-adegan yang dialami karakter dalam novel seperti halnya kehidupan, yang tidak selalu terisi dengan cinta-cintaan. Tuliskan segala hal di luar percintaan di kolom ini.
- Love: Adegan yang bersinggungan dengan hal berbau cinta, tulis di sini.
Dengan adanya dua kolom Life dan Love, diharapkan hidup tokohmu menjadi seimbang. Namun, plotting ini biasanya ada saat kamu menulis novel romance.
Selain menyusun plotting ceritamu seperti di atas, kamu pun bisa langsung menuliskan ceritamu dalam rincian per bab. Hal ini dilakukan jika lebih ingin terarah. Kamu bisa menggunakan tabel ini. Berikut merupakan contoh outline novel.
Baca Juga: 15 Peluang Freelance untuk Ibu Rumah Tangga
Nah, bagaimana? Mudah, kan? Semoga kamu sudah tahu cara membuat outline novel supaya terhindar dari plot hole ya.
Selain berlatih, jangan lupa imbangi dengan membaca novel-novel keren di Cabaca. Bagaimanapun juga membaca merupakan amunisi terbaik penulis untuk melahirkan novel berkualitas. Yuk, install aplikasi Cabaca sekarang di Google Play. [Lisma]
