Apa Itu Antonim dan Contoh Kata Antonim

Apa Itu Antonim dan Contoh Kata Antonim
Photo by Levi Meir Clancy / Unsplash

Apa Itu Antonim dan Contoh Kata Antonim – Antonim merupakan lawan kata. Berikut ini penjelasan lengkap mengenai antonim dan contoh antonim.

Pengertian Antonim dan Contoh Antonim

Sebagai seorang penulis sudah sewajarnya untuk memahami elemen-elemen dalam kepenulisan. Dengan mempelajari elemen tersebut akan membuat penulis mengerti akan teknik, yang kemudian teknik itu membuat tulisannya semakin bertambah bagus.

Hal tersebut ibaratnya seperti orang menyanyi. Barangkali seseorang memang mempunyai suara indah, tapi jika tidak menguasai akan teknik pengambilan suara, bagaimana membaca not dan semacamnya, akan membuat kredibilitas dirinya sebagai penyanyi akan dipertanyakan.

Salah satunya adalah mengerti mengenai antonim. Meskipun sering dianggap tidak penting, tapi antonim akan bisa membuat tulisanmu semakin berwarna.

Maka daripada itu, sudahkah kamu tahu apa itu antonim? Di artikel ini selain mempelajari tentang antonim, kamu juga akan mempelajari tentang contoh-contoh antonim.  

Pengertian Antonim

Kata antonim sendiri diambil dari istilah Yunani, yaitu “anti” artinya berlawanan dan “onim” mempunyai arti nama.

Di dunia ini akan ada yang selalu bertentangan. Tinggi-kecil, gemuk-kurus, panjang-pendek, cinta-benci, bahagia-sedih dan lain sebagainya. Walaupun terkesan berbeda, tapi hal-hal tersebut adalah satu-kesatuan yang tidak dapat pisahkan.

Begitu kiranya dalam kepenulisan, lebih khususnya dalam kaidah bahasa Indonesia pertentangan itu disebut sebagai antonim. Apabila dijabarkan lebih lanjut, antonim adalah hubungan dua kata yang mempunyai pertentangan, entah dalam sisi makna atau kontras yang ada.

Mengutip dari Edward Finnegan, antonim mempunyai definisi sebagai suatu hubungan biner antara istilah dengan makna yang kemudian ada dan saling melengkap.

Sedangkan berdasarkan KBBI, antonim adalah kata yang berlawanan makna dengan kata lain.

Pelajaran mengenai antonim sebenarnya sudah dikerjakan sedari SD. Semoga kamu masih mengingatnya.

Namun, apabila kamu tidak ingat dan ingin menjadi penulis di usia dewasa, maka sudah seharusnya kamu harus mempelajari perihal antonim. Karena dengan memahaminya, tulisanmu akan lebih enak untuk dibaca dan tulisanmu semakin berwarna lagi.

Selain antonim, ada pula mengenai sinonim. Tahukah kamu apa perbedaan dari sinonim dan antonim?

Sederhananya, antonim adalah lawan kata, sedangkan sinonim merupakan padanan kata. Kedua hal ini apabila dipahami dan diterapkan dengan baik akan membuat tulisanmu terasa tidak membosankan.


Sifat-sifat Antonim

Supaya kamu lebih memahami perihal antonim, pahami terlebih dahulu mengenai sifat-sifat dari adanya antonim.

1. Antonim Bersifat Biner

Secara definisi, biner diartikan sebagai suatu pernyataan tentang siapa atau apa. Umumnya, sifat ini akan memasangkan satu kata dengan kata yang mempunyai makna berbeda atau. Satu kata ini, biasanya akan lekat dan tidak dapat dipisahkan dengan kata lainnya.

Contoh:

  • Pria dan Wanita.

Keduanya masuk dalam biner karena pria memang selalu mempunyai lawan seorang wanita. Tidak ada perlawanan yang tepat untuk kedua hal tersebut.

  • Dokter dan Pasien

Seseorang bisa dikatakan dokter apabila ada seseorang yang sakit atau disebut juga dengan pasien. Karena hal itu, dokter dan pasien yang tidak dapat dipisahkan masuk dalam kategori biner.

  • Penjual dan Pembeli

Dalam kegiatan ekonomi, penjual dan pembeli juga tidak mempunyai kata pengganti untuk menyebutkan dua kategori itu. Keduanya sangatlah terikat.

2. Antonim Bersifat Non-Biner

Non-Biner merupakan lawan kata dari biner. Kalau dalam antonim biner, satu kata tidak mempunyai lawan kata lainnya, sedangkan pada non-biner mempunyai lawan kata dalam banyak kata.

Contoh:

  • Tinggi dan Pendek

Tinggi bisa diantonimkan dengan pendek, tapi juga bisa dilawankan dengan mungil, kecil, dan semacamnya.

  • Cepat dan Lambat

Cepat tidak hanya dapat dipasangkan dengan lambat, melainkan juga lelet, lamban, pelan dan lain sebagainya.

  • Barat dan Selatan

Arah mata angin, tidak hanya seputar barat dan selatan saja, melainkan juga utara, timur, tenggara, dan lain-lain.

3. Antonim Bersifat Taksonomis

Antonim dapatlah bersifat taksonomis apabila makna yang terkandung adalah mutlak atau tidak terbatas. Contoh yang paling terasa adalah penggunaan kata hidup dan mati.

Jika seseorang hidup, orang itu tidaklah mati. Apabila seseorang mati, jelas dia tidak akan hidup.

4. Antonim Bersifat Kekutuban

Sifat antonim kekutuban sangat berkebalikan dari taksonomis. Dalam kekutuban, sebuah kata bisa menjadi tidak terbatas apabila disandingkan dengan kata lain. Contohnya besar pada hewan badak yang disandingkan dengan kambing. Secara ukuran, badak memang lebih besar dan kambing lebih kecil.

Namun, bagaimana kalau badak disandingkan dengan gajah. Maka, badak akan menjadi lebih kecil dan gajah menjadi lebih besar.

Apabila diterapkan ke dalam kalimat novel, bisa saja menjadi seperti ini:

Dia mengira bahwa hewan yang paling besar adalah badak, tapi dia lupa bahwa masih ada gajah yang jauh lebih besar.

5. Antonim Bersifat Bergradasi dan Tak Bergradasi

Antonim dapat digunakan sebagai perlawanan yang berjenjangan, kemudian disebut sebagai bersifat bergradasi. Contohnya adalah panas dan dingin. Keduanya memang bertentangan, tapi bila bergradasi, akan menjadi lebih panas dan lebih dingin.

Begitu pula dengan antonim tak bergradasi yang menjadi lawan dari gradasi. Misalnya adalah penggunaan kata kakek dan nenek.

6. Antonim Bersifat Orthogonal dan Antipodal

Orthogonal dan antipodal erat kaitannya dengan diametral (diameter atau satu garis lurus). Orthogonal berlawanan dengan diametral, sedangkan antipodal tidaklah berlawanan.

Sebagai contoh mata angin utara. Dalam kompas, utara dalam satu baris lurus dengan selatan (disebut sebagai antipodal), sementara apabila utara diantonimkan yang bersifat orthogal, maka jawabannya adalah barat, timu, tenggara, timur laut, dan lain sebagainya.

7. Antonim Bersifat Relatif

Sebuah antonim dapat bersifat relatif karena mempunyai tingkatan makna dan tidak berbatas yang jelas antara satu serta lainnya. Contohnya adalah kaya-miskin.

8. Antonim Bersifat Relasional

Seperti judulnya, antonim bersifat relasional karena mempunyai hubungan jelas dan saling terikat. Contohnya adalah jual-beli. Apabila satu hal tersebut tidak ada, maka tidak akan terjadi sebuah peristiwa konsumtif.

Contoh Antonim dalam Penerapan Penulisan

Dari pembahasan diatas, dapat diketahui mengenai contoh kata antonym. Namun, sudahkah kamu mengetahui bagaimana cara penerapannya dalam kepenulisan.

Berikut merupakan contoh kalimat antonim yang dapat kamu pelajari untuk karya-karya selanjutnya:

  1. Dia mengira aku adalah seorang anak, tapi kenyataannya aku adalah ibu. Mana mungkin aku tidak mengetahui akan anakku sendiri?
  2. Aku sudah mencarinya dari utara sampai selatan, hanya saja belum juga menemukan dirinya di manapun.
  3. Suami-istri itu tidak mengetahui bagaimana cara membuat kue pelangi dari bahan tomat segar.

Baca Juga: Penulisan Swt., saw., as., dan ra. yang Benar

Pada akhirnya, sebuah kegiatan menulis tidak hanya seputar menulis saja, tapi ada teknik dan juga elemen-elemen yang harus dipelajari. Barulah setelah mempelajari teknik yang banyak, kamu haruslah menerapkannya dengan rajin-rajin menulis.

Dengan rajin menulis itulah, kemampuan dalam menulismu juga akan tergali secara maksimal. Sekarang menuliskan cerita-cerita tidaklah susah. Kamu hanya perlu install aplikasi Cabaca dan dapatkan novel-novel baru setiap harinya. Bersama Cabaca, tuliskan kisah indahmu tanpa harus menunggu apa pun. [Lisma]

Jadi penulis Cabaca untuk mendapatkan tambahan penghasilan.


Cari novel murah? Cek genre novelnya di sini:

  1. Novel Romance
  2. Novel Dewasa
  3. Novel Komedi
  4. Novel Horor
  5. Novel Teenlit
  6. Novel Islami
  7. Novel Thriller
  8. Novel Fantasy