Teaser Novel Dear Stranger di Cabaca.id
Novel Dear Stranger di Cabaca.id – Eranthe Allegra, wanita yang biasa dipanggil Anthe. Seorang wanita cantik berwajah oriental. Rambut lurus sebahu dengan poni yang menutupi kening, mata sipit, kulit putih yang terkesan pucat, tubuh yang sedikit berisi, dan tidak seindah model-model yang selalu tampil di majalah fashion. Ia tidak mau dipusingkan dengan bentuk tubuhnya. Toh, ia bahagia.
Tidak peduli saat ini adalah malam Senin, Selasa, Jumat kliwon maupun malam Minggu. Semuanya berjalan seperti biasa. Bagaimana sesuatu bisa terjadi jika dirinya hanyalah seorang jomlo yang masih sangat setia menyandang status itu selama lima tahun belakangan?
Sesungguhnya, ada hal yang menyedihkan saat dirimu menyandang status keramat itu. Saat malam Minggu tiba, semua sahabat akan menjadikanmu trending topic. Mengalahkan perbincangan di Twitter maupun medsos lain dan pada malam seperti ini hanya televisi, majalah atau apa pun yang tak bernyawalah yang setia menemani kesendirian.
Menyedihkan dan mengenaskan, tetapi Anthe bukanlah orang yang terlalu putus asa untuk menerima keburukan karena menjadi seorang jomlo, ia justru menikmati. Baginya, sendiri jauh lebih indah daripada mempunyai pasangan tak setia dan kerap menyakiti. Ia menyimpan trauma akan cinta yang berakhir mengenaskan. Nyatanya, waktu dan kebersamaan bukanlah jaminan untuk bersanding selamanya. Cinta adalah ilusi belaka. Kepalsuan dan pengkhianatan yang datang dengan topeng indah. Sejuta mimpi yang pada akhirnya meninggalkan luka. Ya, begitulah cinta yang selama ini ia tahu dan percaya.
Bagi Anthe, mengapa harus pusing-pusing mencari kekasih yang membuatmu patah hati dan bersedih? Lebih baik menikmati kesendirian. Bebas melakukan apa pun. Tidak perlu melapor ke mana pun saat ingin berpesta ria dengan sahabat dan tidak akan ada seorang pun yang mengekang secara berlebihan.
“Anthe, kamu ngapain, Sayang?” Ellena mengetuk pintu kamar yang tertutup rapat tersebut.
Ellena adalah ibu Anthe, ibu kandung yang sering memperlakukannya bagai anak tiri. Setidaknya, gadis itu yang selalu merasa ibunya memperlakukannya demikian.
“Lagi bengong, Ma.” Anthe tak mau bersusah payah mengarahkan pandangan ke pintu.
Ellena masuk tanpa menerima izin dari pemilik kamar, ia berdecak sebal saat mendapati Anthe tengah asyik berkutik dengan laptop di pangkuannya.
“Main game online apa bengong?” Ellena melipat kedua tangan di dada sambil menatap tajam putrinya.
Anthe menyengir kuda dan menggaruk-garuk kepala yang tidak gatal saat melihat kemarahan ibunya, lalu segera kembali menatap laptopnya karena ia tahu jika ibunya akan memulai sesi curhat yang akan membuat permainannya kalah.
“Daripada kamu main game nggak jelas gitu, mending temenin mama ke mall. Kakakmu lagi kencan sama suaminya dan cuma kamu yang available di rumah ini.” Ellena memasang wajah sedih. “Mama bosen di rumah. Papa ngelanggar janji. Katanya mau ngajakin ke bioskop. Eehh ... dia malah sibuk kerja dan belum pulang-pulang,” lanjutnya sembari mendengkus kesal.
“Hmm ….” Anthe bergumam pelan. Pikiran dan matanya masih sibuk dengan permainan yang akan menentukan kenaikan peringkatnya. Salah langkah, maka ia akan mati terbunuh dan bisa mengakibatkan timnya kalah.
“Anthe!” Sontak Anthe mengarahkan pandangan ke arah ibunya. “Mama lagi ngomong.”
“Cepat ganti baju! Gimana kamu bisa nikah kalau setiap hari hanya main dan kerja yang nggak jelas? Mama tunggu di bawah!” perintah “Ibu Ratu” itu tak mungkin bisa Anthe tolak karena Ellena telah mengambil paksa laptop dan berjalan keluar tanpa menghiraukan putrinya yang terlihat begitu kesal.
“Mama kejam!!” Anthe berteriak frustrasi. Ia berdiri dan mulai mengganti pakaiannya.
Baca Juga: Teaser Novel Womanizer di Cabaca
Menit demi menit berlalu, mereka akhirnya tiba di pusat perbelanjaan. Anthe memajukan bibir beberapa senti saat pandangannya bertemu dengan mata sang ibu. Ia kesal dengan sikap wanita paruh baya itu. Siapa pun akan tertipu dengan sikap Ellena yang terlihat anggun di luar, tetapi sebenarnya sangat keras kepala.
“Kamu masih marah sama mama?” Ellena membelai lembut rambut Anthe.
Anthe memutar mata jengah. Tentu aja aku masih marah, Ma! Turun peringkat lagi deh itu game.
“Maafin ya … mama tuh kasihan sama kamu. Malam Minggu nggak ke mana-mana, kalau nanti kamu jadi perawan tua gimana coba?” Ellena menatap sendu Anthe.
“Ma ... Anthe itu masih dua puluh lima tahun. Perjalanan masih panjang. Anthe masih muda, Ma. Capek ngomong sama mama. Kalau nggak nyuruh Anthe nikah, pasti ceramahin buat nerima perjodohan yang nggak jelas.” Anthe mendengkus kesal.
Inilah alasan mengapa ia tidak suka bila harus terjebak berdua dengan ibunya. Ellena tidak mengerti bahwa dirinya masih ingin menikmati kesendiriaan. Entah sudah berapa banyak perjodohan yang ditolaknya mentah-mentah. Seakan tidak mengenal kata menyerah, ibunya tidak pernah berputus asa menjodohkannya lagi dan lagi.
“Mama aja nikah waktu umur tujuh belas tahun.” Ellena tersenyum lebar.
“Mama aja yang ngebet nikah, takut papa selingkuh.” Anthe mencibir. “Lagian itu zaman apa, Ma? Sekarang tuh udah zaman modern, seorang gadis nggak harus menikah saat umurnya menginjak tujuh belas tahun,” lanjutnya sambil memutar mata malas.
...
baca selanjutnya di sini.
Baca Juga: Teaser Novel Ada Apa dengan 28 di Cabaca.id
Apakah urutannya harus selalu mengenal dulu, baru menikah? Kalau dibalik, kalau menikah dengan orang asing, apakah pernikahan akan berujung pada kegagalan? Baca novel tentang pernikahan karya Finkfink, Dear Stranger di Cabaca.
Daripada cari pdf novel bajakan, mending pakai aplikasi Cabaca, dijamin bisa baca novel GRATIS. Caranya, tinggal lakukan misi kerang atau bacanya tiap pukul 21.00 WIB pada Jam Baca Nasional. Kamu bisa baca novel romantis atau novel dewasa kesukaan hanya dengan smartphone kamu!
